Mohon tunggu...
maya hafizah
maya hafizah Mohon Tunggu... Lainnya - blogger

Blogger sejak 2017, bergabung kompasiana 2023 keseharian Membaca,Menulis,Nonton.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Pribadi Merawat Penderita Skizofrenia

13 Maret 2023   23:31 Diperbarui: 14 Maret 2023   14:06 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda merawat seseorang yang menderita skizofrenia? Jika belum, maka Anda mungkin tidak tahu betapa sulitnya merawat orang yang mengalami gangguan mental seperti ini. 

Saya pribadi pernah mengalami pengalaman ini dan saya ingin berbagi pengalaman saya dalam merawat orang yang menderita skizofrenia.

Skizofrenia paranoid merupakan jenis skizofrenia yang paling umum terjadi. Penderita skizofrenia paranoid seringkali merasa dicurigai atau dianiaya oleh orang lain, bahkan oleh orang-orang terdekat. Mereka juga sering kali merasa bahwa ada suara atau pikiran yang memasuki pikirannya, dan biasanya memperlihatkan perilaku paranoid yang berlebihan. Gejala skizofrenia paranoid biasanya dimulai di usia dewasa awal atau akhir remaja. Pengobatan skizofrenia paranoid melibatkan terapi obat dan psikoterapi.

Semua bermula ketika saya menyadari bahwa ada teman saya yang terlihat tidak stabil secara emosional. Ia terlihat curiga dan paranoid terhadap tetangganya [skizofrenia Paranoid], mendengar suara-suara yang tidak ada, dan sering menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan. 

Awalnya saya berpikir bahwa ini hanyalah masalah sementara dan ia akan pulih dengan sendirinya. Namun, setelah 1 tahun  saya menyadari bahwa ia semakin terlihat tidak stabil secara mental, saya terlambat menyadarinya.

Skizofrenia adalah suatu gangguan mental yang kompleks yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Gangguan ini seringkali memengaruhi kemampuan seseorang untuk membedakan antara kenyataan dan halusinasi atau pikiran yang tidak nyata. Skizofrenia dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan seseorang, termasuk interaksi sosial, pekerjaan, dan fungsi sehari-hari.

Jadi teman saya ini selalu merasa diikuti badan intelejen, kepolisian, security, dan ia merasa dia adalah orang berpengaruh [waham] waham adalah sesuatu yang tidak dapat di patahkan. Contoh jika ia merasa mendengar tetangganya menyelidiki dia, artinya itu benar-benar yang ada di pikiranya. Kita tidak bisa menyangkal, jika kita tidak pandai menjawab maka emosinya naik. 

Ia pernah ingin membunuh saudaranya karna merasa saudaranya menyadap handponenya. Ia sering membuat laporan kepolisian bahwa beberapa security apartemen merundungnya dengan ejekan. Namun semuanya saya selesaikan tanpa sepengetahuannya, saya mencari tau kekantor polisi mana ia melakukan pengaduan, dll. Wah itu momen yang sangat menegangkan.

Setelah saya memeriksanya ke dokter, ternyata ia didiagnosis menderita skizofrenia paranoid. Ini menjadi titik awal perjuangan saya untuk membantu teman saya meraih kembali kesehatannya. 

Saya berusaha mencari bantuan dari para profesional kesehatan untuk membantu proses pemulihannya. Saya mengabari semua keluarga intinya, meminta dukungan untuk memberinya perawatan mental, memberi tahu untuk memaklumi segala perkataannya, tingkahnya.

Sumber: klikdokter.com
Sumber: klikdokter.com

Saya memanggil Tim ambulan dari RS Swasta. Kita bekerja sama untuk pura-pura membawanya ke RS biasa hanya sekedar cek kesehatan. Kemudian saya berbicara dengan psikiater untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kondisi skizofrenia. Cara terbaik untuk merawat orang dengan kondisi ini, dan bagaimana memberikan dukungan dan perawatan yang baik.

Saya juga berbicara dengan orang-orang yang mengalami skizofrenia [KPSI] komunitas peduli skizofrenia dan anggota keluarga mereka untuk memahami lebih lanjut tentang pengalaman mereka. Dari mereka, saya belajar bahwa skizofrenia adalah kondisi yang sangat menakutkan dan mempengaruhi kehidupan mereka secara signifikan.

Saat merawat teman saya, saya belajar untuk bersabar dan tidak mengambil sikap negatif terhadapnya. Saya berusaha menghindari konflik, membantu teman saya dalam mengendalikan emosi dan perasaannya.

Tidak mudah untuk merawat seseorang dengan skizofrenia. Kesulitan untuk memastikan bahwa ia minum obat secara teratur. Ia tidak pernah mau minum obat karena sampai sekarang ia merasa tidak sakit. Akhirnya saya larutkan obatnya ke minuman. Saya selalu pergi ke psikater untuk meminta obat lagi dan lagi ketika habis. 

Kini ia pulih namun tidak benar-benar sembuh. Setelah saya melakukan bujuk rayu dengan mengganti kata obat ke kata vitamin, sekarang tanpa sembunyi-sembunyi saya memberikan obatnya.

Jika ada teman teman yang mengalami kejadian serupa, jangan ragu untuk ke pusat kesehatan. Mereka bukan orang gila berbeda dengan orang gangguan jiwa, mereka bukan kerasukan, jadi bawalah ke psikater atau poli jiwa di RS atau Puskesmas terdekat.

Saya merasa terharu melihat teman saya yang berjuang dengan kondisinya dan kembali memulai hidupnya dengan baik setelah beberapa minggu terapi. Ini adalah bukti bahwa dengan dukungan dan perawatan yang tepat, orang yang mengalami skizofrenia dapat memulihkan kesehatannya dan kembali ke kehidupan yang normal.

Untuk teman-teman yang ingin tahu, terdapat beberapa jenis skizofrenia, di antaranya adalah:

Skizofrenia Paranoid: jenis skizofrenia yang paling umum, dimana penderitanya cenderung merasa dicurigai atau dianiaya oleh orang lain, bahkan oleh orang-orang terdekat. Mereka juga sering kali merasa bahwa ada suara atau pikiran yang memasuki pikirannya. Orang yang mengalami skizofrenia paranoid cenderung lebih berisiko untuk melakukan kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain.

Skizofrenia Katatonik: jenis skizofrenia yang memengaruhi gerakan dan perilaku seseorang. Penderita skizofrenia katatonik dapat mengalami gejala seperti rigiditas atau kekakuan otot, atau gerakan berlebihan dan tidak terkendali.

Skizofrenia Hebefrenik: jenis skizofrenia yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara dan berpikir. Penderita skizofrenia hebefrenik seringkali mengalami kesulitan dalam berbicara dan mengekspresikan pikiran mereka dengan jelas.

Skizofrenia Residu: jenis skizofrenia yang paling ringan. Penderita skizofrenia residu biasanya telah mengalami gejala skizofrenia yang parah di masa lalu, namun gejalanya sudah berkurang. Mereka seringkali mengalami gejala seperti kesulitan dalam memahami dan merespons situasi sosial.

Jika ada teman teman yang mengalami kejadian serupa, jangan ragu untuk ke pusat kesehatan, mereka bukan orang gila berbeda dengan orang gangguan jiwa, mereka bukan kerasukan, jadi bawalah ke psikater atau poli jiwa di RS  atau puskesmas terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun