Saya memanggil Tim ambulan dari RS Swasta. Kita bekerja sama untuk pura-pura membawanya ke RS biasa hanya sekedar cek kesehatan. Kemudian saya berbicara dengan psikiater untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kondisi skizofrenia. Cara terbaik untuk merawat orang dengan kondisi ini, dan bagaimana memberikan dukungan dan perawatan yang baik.
Saya juga berbicara dengan orang-orang yang mengalami skizofrenia [KPSI] komunitas peduli skizofrenia dan anggota keluarga mereka untuk memahami lebih lanjut tentang pengalaman mereka. Dari mereka, saya belajar bahwa skizofrenia adalah kondisi yang sangat menakutkan dan mempengaruhi kehidupan mereka secara signifikan.
Saat merawat teman saya, saya belajar untuk bersabar dan tidak mengambil sikap negatif terhadapnya. Saya berusaha menghindari konflik, membantu teman saya dalam mengendalikan emosi dan perasaannya.
Tidak mudah untuk merawat seseorang dengan skizofrenia. Kesulitan untuk memastikan bahwa ia minum obat secara teratur. Ia tidak pernah mau minum obat karena sampai sekarang ia merasa tidak sakit. Akhirnya saya larutkan obatnya ke minuman. Saya selalu pergi ke psikater untuk meminta obat lagi dan lagi ketika habis.Â
Kini ia pulih namun tidak benar-benar sembuh. Setelah saya melakukan bujuk rayu dengan mengganti kata obat ke kata vitamin, sekarang tanpa sembunyi-sembunyi saya memberikan obatnya.
Jika ada teman teman yang mengalami kejadian serupa, jangan ragu untuk ke pusat kesehatan. Mereka bukan orang gila berbeda dengan orang gangguan jiwa, mereka bukan kerasukan, jadi bawalah ke psikater atau poli jiwa di RS atau Puskesmas terdekat.
Saya merasa terharu melihat teman saya yang berjuang dengan kondisinya dan kembali memulai hidupnya dengan baik setelah beberapa minggu terapi. Ini adalah bukti bahwa dengan dukungan dan perawatan yang tepat, orang yang mengalami skizofrenia dapat memulihkan kesehatannya dan kembali ke kehidupan yang normal.
Untuk teman-teman yang ingin tahu, terdapat beberapa jenis skizofrenia, di antaranya adalah:
Skizofrenia Paranoid: jenis skizofrenia yang paling umum, dimana penderitanya cenderung merasa dicurigai atau dianiaya oleh orang lain, bahkan oleh orang-orang terdekat. Mereka juga sering kali merasa bahwa ada suara atau pikiran yang memasuki pikirannya. Orang yang mengalami skizofrenia paranoid cenderung lebih berisiko untuk melakukan kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain.
Skizofrenia Katatonik: jenis skizofrenia yang memengaruhi gerakan dan perilaku seseorang. Penderita skizofrenia katatonik dapat mengalami gejala seperti rigiditas atau kekakuan otot, atau gerakan berlebihan dan tidak terkendali.