Hari ini, saat usiaku 28 tahun, aku merasa seperti sedang berada di tengah-tengah sebuah lingkaran waktu yang aneh. Aku tersadar bahwa pada tahun 2003, aku berusia 9 tahun dan sedang bersekolah di kelas 4 SD. Dan sekarang, aku seolah-olah terjebak di masa lalu itu.
Aku berjalan-jalan di sekitar taman kota yang dulu sering aku kunjungi saat masih kecil. Semua tempat ini masih sama persis seperti yang aku ingat. Pohon-pohon besar yang rindang, mainan anak-anak yang dulu sering aku mainkan, dan kios-kios kecil yang menjual jajanan. Semua masih sama seperti dulu.
Aku duduk di bangku taman dan mengingat kembali masa kecilku. Aku teringat ketika dulu aku sering bermain petak umpet dengan teman-temanku di taman ini. Aku juga teringat ketika dulu aku suka membeli permen karet di kios kecil di seberang taman. Rasanya seperti semuanya baru saja terjadi kemarin.
Tiba-tiba, aku melihat seorang anak perempuan kecil berlari-lari kecil di sekitar taman. Dia terlihat sangat bersemangat dan bahagia. Aku merasa iri melihatnya. Aku merasa seperti kebahagiaan itu jauh dari jangkauanku sekarang.
Aku teringat ketika dulu aku juga merasa begitu bahagia seperti itu. Namun sekarang, hidupku terasa monoton dan membosankan. Aku merasa seperti kebahagiaan itu hilang entah ke mana.
Saat aku merenungkan hidupku yang sekarang, tiba-tiba aku melihat seorang pria sedang berjalan-jalan di taman. Dia terlihat asing bagiku, tapi ada sesuatu yang aneh dengan penampilannya. Dia mengenakan baju ala tahun 90-an dan memegang ponsel jadul.
Pria itu melihatku dan berjalan mendekat. Dia tersenyum padaiku dan berkata, "Hai, apakah kamu juga merasa seperti terjebak di masa lalu?"
Aku terkejut mendengarnya. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Pria itu melanjutkan, "Aku tahu cara untuk kembali ke masa depan. Tapi kamu harus siap untuk menghadapi risiko."
Aku tertarik mendengarnya. "Apa risikonya?" tanyaku.
"Kamu harus rela melepas semua kenanganmu di masa lalu. Karena jika tidak, kamu akan terus terjebak di masa lalu dan tidak bisa kembali ke masa depan," jawab pria itu.
Aku berpikir sejenak. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Namun akhirnya, aku memutuskan untuk mengambil risiko itu.
Pria itu memberikanku sebuah ponsel jadul dan berkata :"Kamu harus mengetikkan tanggal dan waktu yang ingin kamu kunjungi di ponsel ini. Jangan lupa untuk melepas semua kenanganmu di masa lalu jika kamu ingin kembali ke masa depan," kata pria itu sebelum pergi.
Aku merasa sedikit takut, namun aku memutuskan untuk mencoba. Aku mengetikkan tanggal 1 Januari 2003 dan waktu pukul 08.00 pagi. Tiba-tiba, aku merasakan sensasi aneh di tubuhku. Aku merasa seperti sedang terhisap ke dalam lingkaran waktu yang aneh.
Ketika aku membuka mataku, aku berada di dalam kelas 4 SD yang dulu. Semua teman-temanku ada di sana, termasuk guru kami. Aku terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, aku merasa senang bisa kembali ke masa lalu dan mengulang kembali masa-masa indahku.
Aku mencoba untuk melepaskan semua kenangan di masa lalu dan mencoba untuk menjalani hidupku yang baru. Aku bertemu dengan teman-temanku dan melakukan aktivitas yang biasa kami lakukan di masa kecil kami. Aku merasa sangat bahagia bisa kembali ke masa lalu dan menikmati hidup seperti dulu.
Namun, setelah beberapa hari berlalu, aku merasa kebahagiaanku mulai memudar. Aku merasa tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah masa depanku. Aku tahu bahwa aku harus kembali ke masa depan, namun aku juga tidak ingin melepaskan kenangan-kenangan indah di masa lalu.
Akhirnya, aku memutuskan untuk mengambil risiko dan melepaskan semua kenangan di masa lalu. Aku mengetikkan tanggal dan waktu yang sama di ponsel jadul itu, dan aku merasakan sensasi aneh lagi di tubuhku.
Ketika aku membuka mataku, aku berada kembali di taman kota yang dulu. Namun, kali ini aku merasa berbeda. Aku merasa seperti aku bisa melihat masa depan dengan lebih jelas dan aku tahu apa yang harus kulakukan untuk mencapai kebahagiaan di masa depan.
Aku tersenyum pada pria yang memberiku ponsel jadul itu, namun dia sudah tidak ada di sana. Aku tahu bahwa itu hanya mimpi atau mungkin imajinasi saja. Namun, pengalaman itu memberiku pelajaran berharga bahwa hidup adalah tentang memilih antara melepaskan masa lalu atau terjebak di dalamnya, dan aku harus memilih untuk melangkah maju dan membangun masa depanku sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H