Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Setiap negara memiliki pola pendidikan yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakatnya. Dalam konteks ASEAN, pola pendidikan di setiap negara anggota juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut adalah perbedaan pola pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya:
Sistem Pendidikan Formal
Di Indonesia, sistem pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar (SD, SMP, dan SMA) dan pendidikan tinggi (S1, S2, dan S3). Sedangkan di negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, sistem pendidikan formal juga meliputi pendidikan menengah kejuruan yang disebut sebagai vocational education.
Vocational education di negara-negara tersebut biasanya mencakup program-program pelatihan kejuruan seperti teknik mesin, teknik elektro, kecantikan, kuliner, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan siswa untuk memilih jalur pendidikan yang lebih sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Durasi Pendidikan Dasar
Di Indonesia, durasi pendidikan dasar adalah 12 tahun, yang terdiri dari 6 tahun SD dan 6 tahun SMP dan SMA. Sementara di negara-negara ASEAN lainnya, durasi pendidikan dasar bervariasi, misalnya di Singapura hanya 10 tahun, di Thailand 9 tahun, dan di Vietnam 11 tahun.
Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan dalam sistem pendidikan dasar di masing-masing negara. Di Singapura, misalnya, sistem pendidikan dasar dilengkapi dengan program pra-sekolah, sehingga durasinya hanya 10 tahun. Sedangkan di Thailand, sistem pendidikan dasar terdiri dari 6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun sekolah menengah pertama.
Alokasi Anggaran Pendidikan
Indonesia memiliki anggaran pendidikan yang relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut data dari World Bank, pada tahun 2018, Indonesia mengalokasikan sekitar 3,8% dari PDB untuk pendidikan, sementara negara-negara seperti Singapura (3,2%), Malaysia (4,4%), dan Thailand (4,1%) mengalokasikan anggaran pendidikan yang lebih besar.
Perbedaan alokasi anggaran ini berdampak pada kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh masing-masing negara. Negara yang mengalokasikan anggaran pendidikan yang lebih besar biasanya memiliki fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan memadai.