Singkawang adalah sebuah kota di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Terletak di pantai barat Kalimantan, Singkawang memiliki populasi sekitar 250.000 jiwa dan dikenal sebagai kota seribu kelenteng, karena memiliki banyak kelenteng atau kuil Tionghoa.
Sejarah Singkawang
Singkawang awalnya merupakan sebuah pelabuhan kecil yang menjadi tempat singgah pedagang Tionghoa yang melakukan perdagangan dengan Suku Dayak di pedalaman Kalimantan. Pada awalnya, kota ini bernama Sinkawang, yang berasal dari kata dalam bahasa Tionghoa "Sin Khauw Hwang", yang berarti "Gunung Singa Emas". Nama ini diberikan oleh para pedagang Tionghoa karena bentuk bukit di daerah tersebut yang menyerupai kepala singa.
Pada masa kolonial Belanda, Singkawang menjadi pusat produksi gula kelapa dan banyak orang Tionghoa yang datang ke kota ini untuk bekerja di perkebunan. Selama masa penjajahan Jepang, Singkawang digunakan sebagai pangkalan militer Jepang dan menjadi tempat perlawanan para pejuang kemerdekaan.
Kekayaan Budaya Singkawang
Singkawang dikenal sebagai kota seribu kelenteng karena memiliki banyak kelenteng atau kuil Tionghoa. Ada lebih dari 100 kelenteng di Singkawang, yang merupakan warisan budaya dan sejarah dari komunitas Tionghoa di kota ini. Beberapa kelenteng yang terkenal di Singkawang antara lain Kelenteng Kwan Sing Bio, Vihara Tri Dharma Bumi Raya, dan Kelenteng Thay Hin Bio.
Selain kelenteng, Singkawang juga memiliki banyak tempat wisata lainnya seperti Pantai Pasir Panjang, Tugu Peringatan, dan Taman Rekreasi Ayani. Pantai Pasir Panjang terkenal dengan pasir putihnya yang halus dan air lautnya yang jernih.Â
Tugu Peringatan adalah sebuah monumen peringatan yang dibangun untuk menghormati para pejuang kemerdekaan yang telah gugur dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Taman Rekreasi Ayani adalah sebuah taman yang menyediakan berbagai macam wahana permainan, dan merupakan tempat yang populer bagi warga dan wisatawan yang berkunjung ke Singkawang.
Kuliner Singkawang
Singkawang juga dikenal dengan kuliner khasnya, yaitu mie kering. Mie kering adalah mie yang diolah dengan cara dikeringkan terlebih dahulu sebelum dimasak. Mie kering Singkawang biasanya disajikan dengan daging babi dan ayam, sayuran, dan telur. Mie kering Singkawang dapat ditemukan di banyak tempat makan di kota ini.
Selain mie kering, Singkawang juga terkenal dengan kue kering khasnya yang disebut "kue kering nenas". Kue kering nenas ini terbuat dari tepung terigu, gula, mentega, dan nenas yang dihaluskan, kemudian dipanggang hingga matang. Rasa itu manis dan renyah, dan sering dijadikan oleh-oleh oleh wisatawan yang berkunjung ke Singkawang.
Kota Toleransi
Singkawang juga dikenal sebagai kota toleransi karena keberagaman agama dan budaya yang ada di dalamnya. Selain komunitas Tionghoa yang mayoritas, Singkawang juga memiliki komunitas Muslim, Kristen, dan Dayak yang besar. Mereka hidup berdampingan dengan harmonis, saling menghormati, dan mempertahankan keberagaman tersebut sebagai identitas kota Singkawang.
Setiap tahun, Singkawang juga menyelenggarakan Festival Cap Go Meh yang merupakan perayaan Tionghoa untuk mengakhiri perayaan Imlek. Festival ini diikuti oleh masyarakat dari berbagai agama dan budaya, dan menjadi ajang pertunjukan seni dan budaya yang meriah.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Singkawang adalah kota yang memiliki banyak kekayaan budaya dan kuliner yang patut dikunjungi. Selain itu, Singkawang juga dikenal sebagai kota toleransi yang menjunjung tinggi keberagaman agama dan budaya yang ada di dalamnya. Hal ini membuat Singkawang menjadi salah satu kota yang menarik untuk dijadikan sebagai tujuan wisata, khususnya bagi mereka yang ingin mengeksplorasi keindahan kekayaan budaya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H