Mohon tunggu...
Maya Citaniyah Sabrina
Maya Citaniyah Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Suka mengeksplor hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Pencegahan dan Penanganan Penyakit MPOX

1 Oktober 2024   21:42 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:48 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAYA CITANIYAH SABRINA/191241026

S1 KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet monkeypox, adalah penyakit virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, tetapi juga dapat menyebar antar manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus mpox yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus. 

ejak kemunculannya di Afrika pada 1970-an, mpox mulai menyebar ke berbagai negara, sehingga penanganan dan pencegahan yang tepat menjadi perhatian penting, terutama sejak lonjakan kasus terjadi di luar wilayah endemik pada tahun 2022. Pencegahan dan penanganan mpox melibatkan pendekatan holistik yang mencakup upaya pencegahan, pengendalian penularan, perawatan pasien, serta edukasi masyarakat.

Pencegahan mpox berfokus pada pengendalian faktor risiko dan memutus rantai penularan. Salah satu strategi utama adalah mengurangi kontak antara manusia dan hewan yang mungkin terinfeksi. Dikarenakan mpox merupakan penyakit zoonosis, menjaga kebersihan lingkungan, hewan, dan makanan sangat penting. 

Edukasi kepada masyarakat tentang risiko berinteraksi dengan hewan liar atau hewan yang menunjukkan gejala penyakit juga dapat membantu menurunkan kemungkinan paparan. Selain itu, vaksinasi menjadi strategi yang sangat efektif dalam pencegahan penyakit ini. 

Vaksin yang telah digunakan untuk cacar dapat memberikan perlindungan terhadap mpox, karena kedua penyakit ini memiliki kesamaan antigenik. Distribusi vaksin ini, terutama kepada kelompok risiko tinggi seperti tenaga kesehatan dan individu yang berada di daerah wabah, dapat membantu mencegah penyebaran lebih lanjut.

Penyebaran antar manusia melalui kontak erat, seperti sentuhan kulit langsung atau melalui cairan tubuh, merupakan salah satu cara utama penularan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan isolasi bagi individu yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran di dalam komunitas. Pengobatan mpox saat ini masih bersifat suportif, karena belum ada terapi antivirus spesifik yang disetujui secara luas untuk mpox. 

Penanganan pasien berfokus pada meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Gejala umum mpox meliputi demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening, yang bisa berkembang menjadi infeksi kulit yang lebih parah atau bahkan pneumonia. Pasien yang menunjukkan gejala berat atau memiliki risiko komplikasi, seperti mereka yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, harus mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif. 

Meskipun demikian, beberapa obat antivirus yang dikembangkan untuk cacar seperti tecovirimat telah digunakan secara terbatas untuk mengobati mpox dalam keadaan darurat. Obat ini bekerja dengan cara menghambat replikasi virus di dalam tubuh, sehingga dapat mempercepat pemulihan pasien.

Di sisi lain, komunikasi risiko dan edukasi masyarakat memegang peran penting dalam pencegahan dan penanganan mpox. Memberikan informasi yang tepat mengenai cara penularan, gejala, dan langkah-langkah pencegahan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat. 

Kerja sama antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat dapat memastikan penyebaran informasi yang cepat dan tepat, akses terhadap vaksinasi, serta pengawasan yang efektif terhadap wabah. Dukungan dari lembaga internasional seperti WHO juga sangat penting dalam menyediakan panduan teknis, serta bantuan sumber daya dalam penanganan wabah mpox di berbagai negara.

Pencegahan dan penanganan mpox membutuhkan pendekatan multi-sektor meliputi pengendalian faktor risiko zoonosis, vaksinasi, isolasi pasien, serta pengobatan yang tepat. Selain itu, edukasi dan komunikasi risiko juga berperan krusial dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, sementara kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan akan memastikan respons yang cepat dan efektif dalam menghadapi wabah mpox di masa depan.

KATA KUNCI: Hewan, Pencegahan, Penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Sabatini, T. and Itan, V. (2024) ‘Implementasi Support Vector Machine untuk Klasifikasi Kasus Monkeypox : Pendekatan Oversampling dan Undersampling untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Kelas’, 4(1), pp. 38–43.

Suparno, Yunita, J. and Fitri, Y. (2024) ‘Kesiapsiagaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Dumai dalam Menghadapi Risiko Wabah Penyakit Monkeypox (Mpox) bulan Desember 2023’, Ensiklopedia of Journal , 6(2), pp. 336–343. Available at: http://jurnal.ensiklopediaku.org.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun