Ratu Marie Antoinette merupakan ratu Perancis terakhir dan juga yang paling populer. Kisah hidup Marie Antoinette sangat menarik untuk diikuti. Ia dinobatkan sebagai Ratu Perancis di usia belia dan dengan cepat dicintai oleh warga Perancis saat itu. Namun gaya hidupnya yang kelewat mewah, serta kegemarannya berpesta dan foya-foya di saat negara terlilit hutang dan nyaris bangkrut, memicu kemarahan warga yang kelaparan. Hidupnya pun berakhir tragis dieksekusi di papan guillotine pada puncak Revolusi Perancis.
Saking asyiknya menyusuri taman yang super besar itu, tanpa sadar saya kehilangan arah. Alhasil saya pun tersesat, di tengah udara dingin pula. Meski tidak turun salju, suhu saat itu mencapai 4 derajat celcius, disertai dengan angin kencang yang tajam menggigit. Mau tanya arah, tapi saat itu sepi sekali, karena memang banyak pengunjung yang malas keluar di udara dingin begitu. Saking luasnya taman ini, beberapa pengunjung lain hanya kelihatan seperti titik kecil saja dari tempat saya berdiri.Â
Sambil berjalan, saya membayangkan kalau saja ada tukang ojek di negeri ini. Cukup kirim posisi GPS dan tukang ojek akan datang menjemput. Â Tapi apa daya, Perancis tidaklah secanggih negeri kita tercinta (eh, apa terbalik ya?). Â Tapi untuk urusan jalan kaki, orang Eropa memang juaranya. Makanya mereka tetap bugar dan gesit jalan kaki kemana-mana meski usia sudah lanjut. Â
Setelah celingak-celinguk beberapa saat, saya melihat seorang gadis yang berjalan sendirian menghampiri saya. Ternyata dia juga tersesat dan mau menanyakan arah ke saya. Walah, sama juga bohong, hahaha.
Sampai di hotel malamnya, langsung saya oleskan Geliga Krim ke kaki saya supaya Bebas Pegal. Memang tidak salah saya membawa Geliga Krim ini, karena pegal-pegal di kedua kaki saya langsung jauh berkurang. Â Untungnya lagi, tidak seperti krim lainnya, Geliga Krim baunya enak dan tidak menyengat, sehingga tidak mengganggu roommate saya. Maklum saya menginap di kamar tipe sharing yang bisa memuat 8 tamu yang datang dari berbagai penjuru negara. Tamu yang kebanyakan bule itu jelas tidak akan terbiasa dengan aroma minyak pijat tradisional Indonesia yang kebanyakan berbau menyengat. Â Â
Karena keesokan harinya saya masih punya agenda JalanAsikGeliga di Paris, saya pergi tidur lebih cepat. Berkat Geliga Krim, saya bisa beristirahat dengan nyaman dan siap untuk melanjutkan petualangan saya di kota ini keesokan harinya. Saya pun bisa tertidur dengan tenang dan membayangkan lucu juga ya kalau benar-benar ada pasukan ojek di Paris. Apakah lantas warga Paris juga akan ikutan malas jalan kaki seperti di Jakarta? Yah, meskipun tidak ada jasa tukang ojek di negeri keju ini, Â tapi paling tidak, ada Geliga Krim yang bisa saya andalkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H