Mohon tunggu...
Rahadian
Rahadian Mohon Tunggu... Freelancer - Hello

Nama saya Rahadian. Gemar menulis dan belajar apapun. Semoga tulisanku di Kompasiana bermanfaat dan menghibur para pembaca setia...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Hati-hati, 3 Ketidaktahuan Pemilik Kendaraan Ini Sering Dimanfaatkan Bengkel Nakal

1 Februari 2023   23:04 Diperbarui: 1 Februari 2023   23:10 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebulan yang lalu, Istri saya baru saja servis motor di sebuah bengkel . Istri saya ini menghabiskan uang 1,2 juta rupiah. Saya heran kok servis motor bisa sampai semahal itu ya. Seminggu kemudian, saya bertemu teman yang baru pulang dari Jepang. Dia teman dekat saya saat SMA dan lulusan teknik mesin. Teman saya ini sudah bekerja di Jepang selama enam tahun.

Tahu istri saya habis 1,2 juta rupiah untuk servis saja, teman saya berkomentar, "Aduh, Yan. Istrimu kenapa nggak servis ke saya saja. Saya jamin jauh lebih murah." Dia lantas melanjutkan, "Ingat, sekarang itu banyak bengkel nakal. Sebelum ke Jepang, saya saja sudah jarang ke bengkel karena kadang nemu yang penipu."

Dosa yang dilakukan bengkel seperti ini terjadi karena ketidaktahuan pelanggan. Setelah ngobrol lebih banyak, saya menyimpulkan ada tiga jenis ketidaktahuan pelanggan yang biasanya dimanfaatkan bengkel nakal

1. Tak Tahu Seperti Apa Spare Parts yang Rusak

Teman saya mengungkapkan bahwa sebagian besar dosa bengkel nakal terjadi karena pemilik kendaraan tidak paham spare part rusak itu nggak kayak apa. Jadi, kalo mekaniknya bilang ada spare parts motor, pemiliknya nurut-nurut aja. Padahal, sesungguhnya spare parts itu tak rusak atau masih bisa dipakai. Selain spare part, aki mobil juga sering dimanfaatkan bengkel nakal untuk menipu pemilik kendaraan.

Pihak bengkel seringkali meminta pelanggan untuk langsung mengganti begitu servis dimulai. Katanya, setrum dari aki sudah mau habis. Pihak bengkel lantas menakuti pelanggan yang tak paham dengan bilang kalau aki tidak diganti, mobil bisa tiba-tiba mogok.

Si pelanggan setuju saja karena takut mobilnya mati mendadak. Aki bekas tentu dibawa pulang. Harapannya, aki bekas itu bisa dijual. Namun, setelah diperiksa menggunakan avometer, ternyata voltase-nya saja yang turun. Sebenarnya, aki tersebut masih sangat layak dipakai. Bengkel nakal dapat cuan. 


2. Pemilik motor tidak tahu cara membongkar bagian kendaraannya 

Ketidaktahuan kedua yang sering dimanfaatkan bengkel nakal adalah pemilik kendaraan tidak tahu caranya membongkar tunggangannya sendiri. Ceritanya seperti ini.

Sepupu teman saya ini membawa motornya ke bengkel untuk mengganti lampu depan yang putus. Pihak bengkel berkata bahwa batok lampu harus dilepas agar lampu bisa dipasang. Mereka juga mengutarakan kalau ongkos melepas dan memasang batok sebesar 100 ribu rupiah karena alasannya sulit. Lantaran sepupu teman saya ini awam dalam dunia permotoran, dia mengiyakannya begitu saja.

Tahu sepupunya menghabiskan uang 100 ribu rupiah hanya untuk melepas dan memasang batok lampu, teman saya berujar seperti ini, "Ya elah. Ngebongkar kap lampu aja masa harus banyar 100 ribu, sih. Padahal itu bagian dari servis, lho."


3 Tak tahu harga normal sebuah spare parts

Ketidaktahuan nomor tiga yang dimanfaatkan bengkel nakal adalah ketidaktahuan terkait harga normal sebuah spare part. Saya lalu teringat pengalaman saya setahun yang lalu. Ketika mobil Honda Brio saya ditabrak motor dari arah kanan. Akibatnya, tutup spion kanan patah. Kebetulan, lima hari lagi adalah waktu untuk servis mobil rutin. Jadi, saya mau membeli tutup spion, sekalian servis.

Lalu, bengkel resmi itu memberitahu kalau harga tutup spion sebesar 300 ribu rupiah. Saya heran, kok tutup spion berbahan plastik saja semahal itu. Untung saya nggak percaya begitu saja. Akhirnya, saya biarkan mobil tanpa tutup spion.

Tahu tutup spion mobil saya patah, paman memberitahu bahwa ada beberapa toko spare parts Honda di dekat rumahnya. Setelah saya cek, ternyata harganya cuma 75 ribu rupiah. Di toko sebelahnya juga cuma 80 ribu rupiah. Saya bersyukur nggak gampang percaya sama omongan bengkel nakal.

Itulah, 3 ketidaktahuan pemilik kendaraan yang seringkali dimanfaatkan oleh bengkel untuk meraih cuan. Jadi, kita harus berhati-hati dalam memilih bengkel. Sebaiknya, kita minta referensi dari teman atau saudara terkait bengkel yang jujur.

Penulis: Rahadian

Artikel sudah terbit di mojokdotco

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun