Perayaan Natal dibilang tidak sederhana, karena Tuhan Yesus adalah sang juru selamat dan semua umat beriman percaya bahwa Yesus adalah sang penebus dosa manusia. Maka kita dapat menghormati-Nya dengan merayakan hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus dengan tata perayaan yang "meriah." Â Dengan begitu kita dapat menyimbolkan bahwa sang mesias yang ditunggu-tunggu sudah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita semua dari dosa.
Sukacita Natal dalam Kehidupan Sehari-Hari
Contoh pelayanan saya dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara melaksanakan tugas kebidelan saya dengan maximal dan dengan bahagia, kebetulan saya tergabung kedalam bidel jemuran dan ruang cuci. Saya melaksanakan tugas saya bisa dibilang setiap saat, karena jika hujan dan ada seminaris lain yang menjemur saya otomatis dalam keadaan apapun saya akan langsung kembali ke medan dan mengangkati jemuran yang masih berada diluar balkon. Walaupun akhirnya baju saya basah karena hujan namun saya senang karena dapat melayani sesama lewat tugas kebidelan. Saya mengambil nilai penting dari tugas kebidelan saya yaitu tentang kepekaan, karena terkadang masih saja orang yang tidak peka akan sesama dan tidak mengetahui lingkungan sekitarnya seperti apa karena masih minimnya kepekaan dalam diri pribadi masing-masing.
Contoh konkret saya yang kedua adalah saat opera. Opera di seminari ini termasuk kegiatan rutin yang dilakukan para seminaris untuk menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan nyaman. Terkadang saya merasa lelah dengan kegiatan bersih-bersih karena dulu sebelum saya masuk seminari saya bersih-bersih itu setiap dua hari sekali, berbeda dengan di seminari yang melakukan bersih-bersih setiap hari dan setiap siang setelah makan. Pembagian jadwal opera sendiri sudah dibagi dan kita para seminaris tidak boleh protes dengan jadwal yang sudah dibagi itu. Walaupun begitu saya tetap menerimanya dengan lapang dada dan menjalankannya dengan baik dan senang.
Kesimpulan dan Refleksi
Kita semua dapat merayakan hari raya Natal dengan berbagai cara, namun kita orang Katolik terbiasa untuk merayakannya dengan perayaan ekaristi pada bulan Desember tanggal 25. Natal adalah hari raya sukacita, maka kita semua harus merayakannya penuh dengan rasa kegembiraan, agar kita dapat merasakan karunia Natal benar-benar ada pada dalam diri kita.Â
Refleksi yang dapat saya ambil adalah merayakan Natal tahun ini dengan gembira dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan karena saya sudah diselamatkan oleh-Nya. Seringkali kita berbuat dosa dan dijauhkan dari-Nya, sehingga kita tidak dapat menyambut kehadiran Tuhan secara penuh. Diharapkan setelah adanya tulisan yang saya buat ini, kita semua dapat menyadari bahwa semua umat beriman harus menyambut hari Natal dengan penuh sukacita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H