Mohon tunggu...
Maximus Vito Masartiva
Maximus Vito Masartiva Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris Tingkat 1 Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menapaki Jalan Panggilan Tuhan Pesan Natal 2024

29 November 2024   08:13 Diperbarui: 29 November 2024   08:13 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tema Natal Nasional PGI dan KWI 2024 ( Foto : Desain Canva Oleh Rudi Hartono).

Perayaan Natal dibilang tidak sederhana, karena Tuhan Yesus adalah sang juru selamat dan semua umat beriman percaya bahwa Yesus adalah sang penebus dosa manusia. Maka kita dapat menghormati-Nya dengan merayakan hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus dengan tata perayaan yang "meriah."  Dengan begitu kita dapat menyimbolkan bahwa sang mesias yang ditunggu-tunggu sudah datang ke dunia untuk menyelamatkan kita semua dari dosa.

Sukacita Natal dalam Kehidupan Sehari-Hari

Contoh pelayanan saya dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara melaksanakan tugas kebidelan saya dengan maximal dan dengan bahagia, kebetulan saya tergabung kedalam bidel jemuran dan ruang cuci. Saya melaksanakan tugas saya bisa dibilang setiap saat, karena jika hujan dan ada seminaris lain yang menjemur saya otomatis dalam keadaan apapun saya akan langsung kembali ke medan dan mengangkati jemuran yang masih berada diluar balkon. Walaupun akhirnya baju saya basah karena hujan namun saya senang karena dapat melayani sesama lewat tugas kebidelan. Saya mengambil nilai penting dari tugas kebidelan saya yaitu tentang kepekaan, karena terkadang masih saja orang yang tidak peka akan sesama dan tidak mengetahui lingkungan sekitarnya seperti apa karena masih minimnya kepekaan dalam diri pribadi masing-masing.

Contoh konkret saya yang kedua adalah saat opera. Opera di seminari ini termasuk kegiatan rutin yang dilakukan para seminaris untuk menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan nyaman. Terkadang saya merasa lelah dengan kegiatan bersih-bersih karena dulu sebelum saya masuk seminari saya bersih-bersih itu setiap dua hari sekali, berbeda dengan di seminari yang melakukan bersih-bersih setiap hari dan setiap siang setelah makan. Pembagian jadwal opera sendiri sudah dibagi dan kita para seminaris tidak boleh protes dengan jadwal yang sudah dibagi itu. Walaupun begitu saya tetap menerimanya dengan lapang dada dan menjalankannya dengan baik dan senang.

Kesimpulan dan Refleksi

Kita semua dapat merayakan hari raya Natal dengan berbagai cara, namun kita orang Katolik terbiasa untuk merayakannya dengan perayaan ekaristi pada bulan Desember tanggal 25. Natal adalah hari raya sukacita, maka kita semua harus merayakannya penuh dengan rasa kegembiraan, agar kita dapat merasakan karunia Natal benar-benar ada pada dalam diri kita. 

Refleksi yang dapat saya ambil adalah merayakan Natal tahun ini dengan gembira dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan karena saya sudah diselamatkan oleh-Nya. Seringkali kita berbuat dosa dan dijauhkan dari-Nya, sehingga kita tidak dapat menyambut kehadiran Tuhan secara penuh. Diharapkan setelah adanya tulisan yang saya buat ini, kita semua dapat menyadari bahwa semua umat beriman harus menyambut hari Natal dengan penuh sukacita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun