Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Penting Minol "Sopi" dalam Kehidupan Sosial, Budaya, dan Ekonomi Masyarakat Dawan

7 Maret 2021   18:27 Diperbarui: 7 Maret 2021   20:52 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan suatu negara yang sangat kaya akan keberagaman. Malah, boleh dikatakan bahwa keberagamanlah yang membentuk bangsa ini menjadi suatu bangsa yang besar di mata bangsa lain. Satu dari sekian banyak keberagaman yang dimiliki oleh negeri yang terdiri dari beribu-ribu pulau, suku, dan agama ini adalah keberagaman budaya lokalnya. 

Masing-masing daerah memiliki kebiasaan yang hanya dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diamalkan oleh masyarakat setempat. Kewajiban lokal lain sebagai satu kesatuan anak bangsa, hendaknya menerima dan menghormati budaya tersebut sebagai kekayaan untuk saling melengkapi dan menambah vasiasi pilihan hidup. 

Masyarakat Dawan yang hidup dan berkembang di Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki cara, ciri khas, dan tradisi lokal tersendiri dalam mengusahakan dan menghasilkan minol atau miras bagi keperluan hidupnya, baik untuk menjalin hubungan atau relasi dengan sesama maupun dalam berhubungan dengan kekuatan lain di luar dirinya untuk menciptakan kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang. 

Eksistensi minol khas masyarakat Dawan yang bernama "Sopi" sudah ada sejak zaman dahulu kala itu dan segala peran baiknya, sangat sulit untuk dipisahkan dari seluruh aspek kehidupan masyarakat yang berdiam di pulau Timor tersebut. 

Minol (sopi) khas masyarakat Dawan, dihasilkan dari sadapan mayang lontar (nira) yang kemudian disuling dalam sebuah periuk dari tanah liat, dengan ukuran suhu api yang sangat panas, bukan difermentasi dengan mencampurkan bahan-bahan tertentu seperti raru. 

Kadar alkohol yang terkandung didalamnyapun berfariasi dan cukup tinggi. Ketika diminum, akan mengakibatkan seseorang menjadi mabuk, jika sudah melewati batas kemampuannya. 

Masyarakat dari lokal lain, boleh menolak minol dengan alasan sesuci apapun karena takut dengan efek samping negatif yang ditimbulkannya akan tetapi, masyarakat Dawan akan tetap mengusahakan dan mengadakannya untuk kebutuhan dan kepentingan hidupnya.

Bagi masyarakat Dawan, peran dan kedudukan sopi dalam kehidupan sehari-hari teramat penting. Menghilangkan sopi dari kehidupan masyarakat Dawan, sama saja dengan menghilangkan eksistensi, jati diri, dan ciri khas keberadaannya. Berikut  akan disebutkan peran dan kedudukan sopi dalam kehidupan masyarakat Dawan antara lain:

1. Pelengkap Ritual atau Aktifitas Sakral

Sejak zaman dahulu kala, masyarakat Dawan melangsungkan ritual adat istiadatnya dengan selalu menghadirkan sopi, di tengah-tengah bahan makanan dan minuman lain seperti, nasi dan daging ayam atau daging babi yang diletakkan pada sebuah batu pipih yang tersedia pada setiap rumah adat masing-masing marga atau fam. 

Tanpa sopi, ritual adat yang berlangsung, rasanya tidak lengkap atau terasa ganjil. Bahkan diyakini bahwa keluarga atau pribadi yang sementara melangsungkan ritual adat tersebut, kurang menaruh rasa hormat kepada para leluhurnya. Bisa-bisa, para leluhur tidak akan berkenan, bahkan marah dengan ritual adat demikian.

2. Tanda penghargaan dan Penghormatan yang Dalam 

Selain digunakan dalam acara ritual adat, sopi juga digunakan oleh masyarakat Dawan untuk menjamu para tamu yang terhormat dan terpandang, yang datang berkunjung pada suatu daerah, kelompok, atau keluarga tertentu, baik dari jajaran pemerintah, tokoh adat, maupun tokoh suatu agama sekalipun. Ketika hendak mengundang seorang tokoh pemerintah, tokoh agama, atau tokoh adat untuk menghadiri suatu acara penting, sopi juga harus dihadirkan di sana. Tanpa kehadiran sebotol atau dua botol sopi, rasanya tamu atau undangan yang sebenarnya terpandang, merasa disepelekan, kurang berharga, dan tidak berkenan.

3. Sarana Pendamai

Ketika terjadi pelanggaran atas suatu aturan atau penyelewengan atas suatu kesepakatan hidup bersama, yang dilakukan oleh salah seorang anggota masyarakat Dawan seperti, mencuri, membunuh, atau berselingkuh, bolehlah sangsi atau hukum beratnya dibelakangkan akan tetapi, sebagai tanda damai pertama dengan pribadi-pribadi yang menjadi korban pelanggaran, seorang pelaku harus menghadirkan sopi di tengah-tengah kehadiran para tokoh pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat umum yang hadir pada akhir pertemuan sidang perkara. Tanpa menghadirkan sopi maka, masalah dipandang belum selesai dan korban pelanggaran pun merasa disepelekan. Kehadiran sebotol sopi akan tetap dan terus dinanti.

4. Pemersatu dan Penyemangat Dalam Kerja Sama atau Gotong Royong

Masyarakat Dawan masih sangat kental dengan budaya kerja sama atau gotong royong dalam usaha untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya. Suatu keluarga atau seorang masyarakat Dawan yang empunya pekerjaan, akan merasa terhormat, terpandang, dan dihargai, jikalau disela-sela pekerjaan yang sementara berlangsung atau selepas pekerjaan itu diselesaikan, mampu menghadirkan beberapa botol sopi bagi mereka semua yang terlibat dalam pekerjaannya. 

Mereka yang bekerja pun akan merasa sangat berharga, terhormat, dan antusias untuk bekerja, ketika yang empunya helatan menghadirkan di tengah-tengah mereka beberapa botol minol sopi. Tidak mampu menghadirkan sopi bagi mereka yang bekerja, sama saja dengan menghadirkan aib bagi diri sendiri dan keluarga. Mereka yang bekerja pun, akan kehilangan gairah untuk bekerja.

5. Penopang Kehidupan Ekonomi Keluarga

Jauh sebelum minol sopi dilegalkan oleh pemerintah Nusa Tenggara Timur, masyarakat Dawan sudah mengusahakan dan menjadikannya sebagai penopang ekonomi keluarga. 

Tak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak generasi muda dari keluarga-keluarga masyarakat Dawan yang dapat mengenyam pendidikan tinggi hingga menjadi pejabat dalam jajaran pemerintah negeri ini bahkan menjadi pastor, suster (tokoh agama Katolik) dan menyebar ke seluruh dunia karena orangtuanya mengusahakan dan menjual minol sopi. 

Melarang usaha dan peredaran sopi di kalangan masyarakat Dawan, sama saja dengan membunuh ekonomi masyarakat Dawan itu sendiri. Maka, aneh kalau ada pejabat pemerintah dari kalangan masyarakat Dawan ikut-ikutan berteriak menolak peraturan presiden soal investasi miras di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun