Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Fungsi Lopo (Lumbung) bagi Masyarakat Dawan"

19 Oktober 2020   15:04 Diperbarui: 19 Oktober 2020   21:52 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekilas Tentang Lopo (Lumbung) Masyarakat Dawan

Masyarakat Dawan, merupakan salah satu suku yang hidup dan berkembang di pulau Timor, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Ada satu hal unik yang akan ditemui jikalau berkunjung ke rumah-rumah masyarakat setempat. Selain memiliki mereka sebuah rumah sebagai tempat tinggal seluruh anggota keluarga, terdapat juga sebuah lumbung (lopo sebutan masyarakat setempat).

Bentuk Lopo atau lumbung masyarakat Dawan, hampir sama persis seperti sebuah payung. Perbedaannya, kalau payung hanya memiliki satu tiang penyanggah di tengah-tengahnya. 

Sedangkan lopo memiliki empat tiang penyanggah yang disusun dan ditanam secara beraturan dan seimbang pada bagian pinggir-pinggirnya. Jenis kayu yang dipilih sebagai tiangpun, bukanlah kayu sembarangan, tetapi kayu-kayu pilihan yang benar-benar berkwalitas dan bertahan lama. 

Kerangka atap lopo, terbuat dari rangkain beratus-ratus batang kayu berukuran kecil yang dapat dilengkungkan dari bagian atas bubungan bangunan menjulur ke bawah, mirip kerangka sebuah payung. Setelah kerangkanya terpasang, maka Lopo diatap dengan menggunakan alang-alang (pada umumya) atau daun pohon lontar (lebih irit dan tidak rumit).

Bangunan sebuah Lopo terbagi dalam dua bagian besar yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas tertutupi dengan atap, sedangkan bagian bawah, dibiarkan tak dinding agar udara dapat berhembus dengan bebas. 

Kedua bagian itu, dipisahkan oleh susunan-susunan pelupuh atau papan dengan kerangka kayu pilihan yang cukup kuat untuk menahan beban. Mirip seperti sebuah rumah berlantai dua. 

Pada salah satu sudut bangunan, terdapat sebuah pintu, untuk menuju ke bagian dalam atas sebuah Lopo. Biasanya, masyarakat Dawan menggunakan tangga yang terbuat dari bambu atau kayu. Cukup rumit dan memakan waktu yang lama untuk membangun sebuah Lopo. Maka, masyarakat Dawan, sejak lama, terbiasa bekerja sama atau bergotong royong untuk membangunnya.

Fungsi Sebuah Lopo (Lumbung)

Dalam masyarakat Dawan, sebuah Lopo boleh dikatakan bermulti fungsi, di antaranya:

1. Tempat Penyimpanan Persediaan Bahan Makanan (bagian atas).

Untuk mengantisipasi kerusakan dan kehilangan (pencurian atau perampokan) persediaan bahan-bahan makanan seperti: jagung, padi, umbi-umbian, dan lain-lain, masyarakat Dawan senantiasa menyimpannya di bagian atas dalam sebuah Lopo. Bahan makanan yang tersimpan di sana, amatlah berharga. Ini menyangkut hidup dan mati sebuah keluarga. 

Cuaca yang panas, tanah yang gersang, dan curah hujan yang sedikit, memaksa masyarakat untuk mengusahakan serta menyediakan makanan yang sebanyak-banyaknya dimusim hujan agar tidak mengalami kelaparan di musim kemarau.

2. Tempat Penyimpanan Barang-barang Berharga atau Benda-benda Antik (bagian atas).

Jika diamati dengan baik maka, akan ditemukan dalam  sebuah Lopo masyarakat Dawan barang-barang berharga yang memiliki nilai sejarah tinggi. Barang-barang tersebut ada kaitannya dengan adat istiadat atau tradisi dan sejarah panjang penjajahan zaman dahulu kala. 

Ada tempayan atau guci, piring atau sendok dengan ukuran dan motif yang indah, gelang, cincin, kelewang (parang panjang), tombak, pakaian adat, uang perak, dan lain sebagainya.

Tidak semua orang dapat menyentuh apalagi mengambil dan memiliki barang-barang berharga tersebut. Ada konsekwensi besar yang harus ditanggung seperti, sakit atau tertimpa bencana lain, baik bagi yang menyentuh atau mengambilnya maupun bagi seluruh anggota keluarga.

Di sekeliling pinggir bagian dalam sebuah Lopo juga akan ditemukan pajangan tanduk-tanduk kerbau atau sapi dalam beragam ukuran (pada umunya yang berukuran besar dan lebar). 

Hal ini mau menunjukkan keberadaan hidup keluarga yang bersangkutan (kekayaan) dan bahwa masyarakat Dawan, sudah sejak lama cukup akrab dengan binatang piaraan yang satu ini. Dalam pesta-pesta adat atau pesta-pesta keluarga, baik suka maupun duka, kerbau atau sapi selalu menjadi bahan kurban.

3. Tempat Berkumpul dan Bermusyawarah (bagian bawah).

Dengan atap alang-alang yang cukup tebal dan bagian bawah Lopo yang tak berdinding, tentu tidaklah mustahil kalau kemudian suasana di bagian bawah dalam Lopo menjadi sejuk dan nyaman. 

Bagi masyarakat Dawan yang akrab dengan suasana iklim yang panas, tentu tempat ini dijadikan sebagai sarana yang sempurna untuk berkumpul, bersantai, dan bermusyawarah.

Setiap tamu yang datangpun, disambut dan dijamu di sini. Bahkan untuk menyelesaikan perkara-perkara yang rumit sekalipun, Lopo menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat Dawan. Lopo menghadirkan suasana ketenangan, kekeluargaan, keakraban, kebersamaan, kehangatan, dan persaudaraan.

4. Tempat Bekerja (bagian bawah).

Kaum perempuan terutama para ibu-ibu masyarakat Dawan yang terbiasa dengan menenun, menjadikan Lopo sebagai tempat yang nyaman dan aman untuk melakukan pekerjaannya. 

Pada tempat ini, kaum ibu-ibu dalam jumlah tertentu, dapat menyelesaikan pekerjaan mereka sambil bercengkerama, tertawa, dan tersenyum penuh keakraban. Pekerjaan menenun yang membutuhkan konsentrasi, ketelitian, tenaga, dan pikiran yang cukup besar, dapat diselesaikan dengan penuh sukacita dan kegembiraan dalam sebuah Lopo. Demikian.

Catatan: Tulisan ini, mengalir dari pengalaman dan refleksi penulis sendiri yang lahir, hidup, dan berkembang sebagai orang Dawan. Kiranya, ada pihak-pihak tertentu yang merasakan adanya kekurangan, kejanggalan, atau hal lain yang sekiranya tidak berkenan di dalamnya, mohon dikoreksi agar artikel ini menjadi lebih sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun