Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selingkuh di Tempat Kerja, Ada Karena Jarak dan Waktu

14 September 2020   14:16 Diperbarui: 14 September 2020   14:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hanya Untuk Bekerja, Bukan Untuk yang Lain

Tempat kerja dalam lingkungan apapun dan dimanapun, di sana bergiat dan beristeraksi insan-insan yang berbeda lawan jenis. Setiap saat mereka akan bertemu dan dan saling menjalin banyak hal di sana. Mereka- mereka itu, pada umumnya sudah memiliki orang dekat (pacar), bahkan sebagian besar sudah memiliki pendamping hidup (suami atau isteri). 

Niat awal yang menyatukan mereka dalam lingkungan tersebut hanyalah satu yakni ingin bekerja dan bekerja. Rasanya aneh, kalau kemudian menemukan bahwa ada dari antara mereka yang mau berada dalam  lingkungan itu karena ingin mencari pasangan apalagi mau selingkuh. Akan tetapi, mengapa kemudian lahir dan terjadi alasan yang pada awalnya tidak terbersit sedikitpun dalam benak setiap mereka itu?

Jarak dan Waktu Mengubah Segalanya

Pada suatu waktu, ketika dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, saya membaca sebuah tulisan pendek yang melekat pada kaca samping bus yang saya tumpangi  berbunyi demikian, "Cinta ada karena jarak, tetapi karena jarak, cinta akan hilang".

Secara spontan saya tersenyum, tetapi kemudian terdiam, lalu pikiran saya mulai bekerja dan menghadirkan kembali semua kenangan kebersamaan dengan orang-orang yang pernah hadir dan dianggap spesial dalam hidup sebelumnya, termasuk yang menjadi isteri saya saat ini. 

Benar, mereka semua hadir, ada, dan menjadi bagian dari hidup saya karena jarak dan waktu yang mempertemukan kami, tetapi kemudian ada yang pergi dan hilang entah kemana karena jarak dan waktu juga. 

Mereka yang hadir, bertemu, dan bekerja dalam suatu tempat kerja tertentu adalah pribadi-pribadi yang sama saja dari saat ke saat, tetapi beragam dalam sifat,sikap, penampilan, pola pikir, karakter, dan lain sebagainya.

Pada awal mulanya, mereka itu tidak saling mengenal, ada jarak, ada rasa malu, segan, bahkan takut untuk berinteraksi. Akan tetapi, melalui pertemuan yang rutin dari masa ke masa, semua menjadi berubah.

Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerja sama, membuat pengenalan mereka satu sama lain semakin mendalam, jarak di antara mereka semakin dekat, serta meluntur perasaan takut dan malu karena mulai lahir sikap saling menerima, mengerti, dan memahami. 

Timbul Rasa Kagum

Melalui pengenalan yang semakin mendalam, jarak yang semakin dekat, dan tumbuhnya rasa saling menerima, mengerti, dan memahami satu sama lain maka, perasaan selanjutnya yang akan tumbuh di sana adalah kekaguman.

Ini dapat terjadi karena telah tahu dan kenal akan kelebihan atau keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh rekan kerja terutama lawan jenis seperti ulet, pintar, cerdas, tekun, disiplin, baik, perhatian, cantik, molek, tampan, gagah, dan lain sebagainya.

Mereka yang profesional, akan melihat dan menggali semua kekayaan yang terkandung dalam setiap rekan kerja untuk meningkatkan karier dan menjaga nama baik tempat kerja. Akan tetapi, bagi mereka yang mudah hanyut dan larut dengan perasaannya (kagum), akan terjerumus ke dalam dunia perselingkuhan. 

Pandai Membaca Tanda-tanda

Kalau ada dua orang rekan kerja berbeda lawan jenis yang selalu saja bersama dalam segala hal dan rasanya sulit untuk dipisahkan, perlu untuk dipertanyakan.

Apalagi, kerap saling memuji, saling menyapa dengan sapaan-sapaan yang tak wajar seperti, sayang, papi, mami, cantik, ganteng, melakukan curahan hati terutama tentang kekurangan pasangannya masing-masing, saling memberi perhatian pada saat-saat berharga, dan berbagi berbagai kebaikan lain maka, dapat dipastikan bahwa ada salah satu di antara mereka yang menyimpan rasa. 

Kalau tanda-tanda di atas sudah mulai muncul dan tidak disadari oleh salah seorang dari antara mereka untuk menjaga jarak dan mengurangi ritme pertemuan yang tak seharusnya, dan terus terbuai dengan segala macam hal baik yang menyenangkan tapi belum tentu lahir dari hati itu maka, perselingkuhan yang pada awalnya hanya berpotensi, akan menjadi nyata.

Sebelum itu terjadi, ingatlah bahwa sepandai-pandainya menyimpan bangkai, akan tercium juga. Sepandai-pandainya tupai melompat, akan jatuh juga.

Menghidupi Budaya Malu dan Cerdas Menciptakan Tempat Pelarian

Tak dapat dipungkiri bahwa yang bekerja sama dalam satu lingkup kerja adalah manusia-manusia biasa yang memiliki persoalan masing-masing dan membutuhkan orang lain untuk berbagi. Akan tetapi, tempat kerja dan semua rekan yang ada bukanlah wadah yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sifatnya pribadi dan rahasia.

Kalaupun itu kemudian terjadi, perlu bijak untuk mencari dan menemukan sosok yang tepat dan tidak memanfaatkan kelemahan yang ada untuk menjerumuskan kita. 

Sungguh tak wajar kalau kemudian rekan kerja mengetahui hal-hal yang sebenarnya bersifat pribadi dan rahasia itu, apalagi soal urusan ranjang dengan pasangan. Maka, sebelum berbagi dengan rekan kerja, pandailah untuk memilih dan memilah masalah yang dimiliki dan bertanya dalam hati, apakah hal itu perlu diketahui oleh orang lain atau itu disimpan sebagai rahasia pribadi? Tak perlu semua orang tahu masalah yang kita miliki. Berbagi itu ada batas-batasnya.

Agar poin di atas tidak terjadi atau sekurang-kurang diminimalisasi, hidupilah budaya malu dalam diri masing-masing. Malu kalau dilihat dan dinilai oleh rekan lain bahwa kita bersama dengan orang yang sama saja dalam segala hal, malu untuk menyapa dan menerima sapaan yang tidak semestinya, malu untuk bergurau tentang hal-hal pornografi di tempat umum, malu untuk menceritakan urusan ranjang dengan pasangan, malu kalau rekan  kerja tahu kekurangan pasangan, dan malu-malu lain yang hanya membuat malu itu. Kalau itu terjadi maka, kita hanya menelanjangi diri sendiri atau menggali lubang untuk kemudian menerjunkan diri sendiri ke dalamnya. 

Setiap permasalahan yang kita hadapi, tidak selamanya harus diselesaikan dengan cara berkumpul dan cuap-cuap dengan rekan kerja. Kita dapat mengalihkan perhatian kita dengan membaca banyak hal yang tersedia dalam berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Siapa tahu, dengan membaca, kita dapat menemukan jawaban atau jalan keluar dari persoalan yang dihadapi.

Selain membaca, kita juga dapat menulis hal-hal yang terkait dengan hobi atau bakat. Untuk menulis, saat ini, tersedia banyak konten atau aplikasi yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sejauh masih terjangkau internet.

Melalui membaca dan menulis, kita tidak hanya memperkaya diri sendiri dengan beragam hal tetapi juga memperkaya orang lain dan terhindar dari pikiran-pikiran yang menyesatkan termasuk niat untuk selingkuh di tempat kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun