Mudah Untuk Jatuh Cinta Tapi Sulit Untuk Membangun Cinta
Jatuh cinta itu gampang tapi sulit untuk mempertahankannya. Hanya dengan memandang dan mengagumi rambut yang panjang terurai, wajah yang molek, tubuh yang aduhai, dan mata yang lentik milik seorang gadis, seorang pemuda akan kelepak-kelepak dan jatuh cinta.Â
Sebaliknya, hanya dengan terpesona dengan ketampanan, kegantengan, dompet yang tebal, kedudukan atau jabatan yang oke, dan mobil yang mewah milik seorang pria, seorang wanita akan melayang-layang sampai langit ketujuh dan jatuh hati.
Menjadi persoalan adalah apa yang dilihat, dipandang, dikagumi, dan membuat terpesona itu hanyalah bersifat sementara dan pemiliknya adalah seorang manusia biasa.Â
Cepat atau lambat, waktu dan keadaan akan datang dan merenggut semua itu dari yang empunya. Pertanyaannya adalah ketika saatnya itu tiba dan keadaan mengubah segala-galanya, masihkah ada cinta di sana? Di sini persoalannya.Â
Mudah untuk jatuh cinta tetapi sulit untuk membangun cinta. Untuk jatuh cinta, cukup dengan memandang fisik tapi untuk mendesain dan membangunnya, butuh perasaan, komitmen yang kuat, dan pengorbanan yang besar.Â
Cerai. Prosesnya Tidak Gampang
Ditengah-tengah usaha negara ini untuk  berperang melawan gempuran virus corona alias Covid-19, muncul lagi masalah baru yang tak kalah heboh yakni maraknya perceraian di antara suami-isteri.Â
Rupanya, dampak covid-19 tidak hanya melumpuhkan perputaran ekonomi bangsa, tetapi juga merenggut kesejahteraan rumah tangga keluarga-keluarga Indonesia.Â
Banyak pihak yang menduga bahwa Pemutusan Hubungan Kerja dan hadirnya orang ketiga dalam rumah tangga (mungkin karena setiap saat di rumah saja lalu tergoda dengan rumput tetangga yang lebih hijau) menjadi pemicu terjadinya kasus ini.Â
Angka atau jumlah kejadian perceraian yang menimpa salah satu kota di Indonesia (Jawa Barat), sebagaimana dikabarkan oleh salah satu televisi swasta Indonesia, cukup fantastis. Dalam satu hari kerja, terdapat 270-280 kasus yang terdaftar.Â