Mohon tunggu...
Maximillian Kenas Tarmidi
Maximillian Kenas Tarmidi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua sebagai Pahlawan Pendidik Pelopor Anak pada Usia Balita

18 Agustus 2022   21:35 Diperbarui: 11 Juli 2024   20:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Keluarga adalah harta terbesar selain kesehatan", begitulah perkataan yang sering kali kita dengar. Keluarga juga merupakan fondasi awal dan utama dalam ranah pendidikan anak sejak ia lahir. 

Sebagai orang tua, mereka wajib untuk memelihara dan mendidik anak-anak mereka yang masih di bawah umur. Kehilangan kekuasaan orang tua atau kekuasaan wali tidak membebaskan mereka dari kewajiban untuk memberi tunjangan menurut besarnya pendapatan mereka guna membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak-anak mereka itu. 

Seperti itulah bunyi Pasal 298 ayat 2 BW (burgerlijk wetboek voor Indonesie ). Manusia sejatinya sejak lahir telah dilindungi oleh hukum yang akan terus melindunginya hingga pada saat kematian nanti. 

Hukum, khususnya hukum perdata telah mengurus semua hal yang berhubungan dengan kepentingan manusia semenjak ia lahir hingga meninggal.

 "Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah lahir, setiap kali kepentingan si anak menghendakinya. Bila telah mati sewaktu dilahirkan, dia dianggap tidak pernah ada." merupakan bunyi dari Pasal 2 BW yang membuktikan pernyataan diatas tadi. 

Disertai dengan "Tiada suatu hukuman pun yang mengakibatkan kematian perdata, atau hilangnya segala hak-hak kewargaan." yang merupakan bunyi dari Pasal 3 BW. Ketiga pasal di atas telah jelas menunjukkan adanya perlindungan hukum bagi seluruh umat manusia, khususnya Warga Negara Indonesia. 

Orang tua adalah awal di mana anak akan dikenalkan mengenai norma-norma serta nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Tanpa adanya peran orang tua maka anak akan sulit untuk berinteraksi serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. 

Melalui orang tualah anak yang baru lahir dibimbing, dididik, dibesarkan, dan disekolahkan hingga akhirnya kelak akan dillepas untuk mengurus dirinya sendiri. Kasih orang tua, khususnya seorang Ibu kepada anaknya sangat-sangat tidak terbatas. 

Sejak 9 bulan pertama di dalam kandungan Ibu, ia diberi asupan gizi dan nutrisi untuk meningkatkan kesehatan tubuhnya. Tak kurang, sang anak juga terkadang dihibur dengan nyanyi-nyanyian menghibur, serta musik untuk meningkatkan kecerdasannya nanti ketika ia dilahirkan.

Peran orang tua sangat-sangat krusial di balik semua kesuksesan yang kelak nanti akan dicapai oleh anak tersebut. "Di balik lelaki yang sukses, selalu terdapat wanita yang hebat." merupakan ungkapan lama yang seringkali kita dengar yang bahkan dapat ditarik kembali hingga ke zaman romawi kuno. 

Di mana Ibu-ibu para pemimpin serta kaisar mendukung baik secara langsung dan tidak langsung kekuasaan mereka. Terlepas dari kisah tentang berbagai mitologi seperti salah satunya adalah sejarah terbentuknya kota dan Kerajaan Romawi yaitu Romulus dan Remus, dua saudara kembar kandung yang dibesarkan oleh seekor sapi betina dengan diberikan susu setiap harinya hingga mereka dapat tumbuh besar dan kuat.

Terkadang, pengorbanan orang tua tidak berhenti ketika sang anak telah beranjak remaja dan dewasa. Orang tua bekerja keras 'penuh keringat' dan 'membanting tulang' untuk membiayai uang pendidikan anak atau anak-anaknya. 

Mereka atau beliau mungkin dapat dikatakan sebagai orang yang tidak kalah berjasanya dengan guru, dosen, dan tenaga pendidik lainnya disebabkan tanpa uang dari orang tua maka anak pun juga tidak dapat mengakses pendidikan yang baik. 

Terlepas kembali dari perkataan dari filsuf terkenal asal Yunani, Aristoteles yang mengatakan: "Those who educate children well are more to be honored than they who produce them; for these only gave them life, the art of living well." yang bila diterjemahkan berarti: 

"Mereka yang mendidik anak dengan baik lebih dihormati daripada mereka yang melahirkannya; sebab hal tersebut telah memberi mereka kehidupan, seni untuk hidup dengan baik." dan perkataan murid terkenalnya pula, Iskandar Agung atau yang dikenal di barat dengan nama Alexander The Great: "I am indebted to my father for living, but to my teacher for living well." yang artinya: "Saya berutang kepada ayah saya untuk hidup ini, tetapi untuk guru saya untuk hidup dengan baik." 

Dengan segala penjelasan di atas, kita, para pembaca budiman tentunya dapat merenung dan turut serta bersyukur atas kasih orang tua yang telah diberikan kepada kita. Seluruh pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, material telah diberikan kepada kita, para anak-anak dari orang tua kita. 

Anak yang berbakti tentu sudah sepatutnya dan diwajibkan untuk membalas jasa kedua orang tua atau orang tua tersebut. Hal ini dapat tercermin misalnya pada bunyi dari Pasal 321 BW yang mengatakan: "Setiap anak wajib memberi nafkah orang tua dan keluarga sedarahnya dalam garis ke atas, bila mereka ini dalam keadaan miskin." 

Itulah kiranya isi dari artikel singkat yang telah saya tulis sekaligus menjadi artikel yang saya ajukan dalam perlombaan bertema "Dia Pahlawan Pendidikanku" yang diselenggarakan oleh Kompasiana.

Sekian dari saya, terima kasih, dan semoga kita semua dapat hidup berbahagia, sadhu, sadhu, sadhu.

Referensi:

Ramadhini, Ernintyani S. 'Inilah Manfaat Musik untuk Ibu Hamil dan Janin yang Perlu Diketahui'. Dapat diakses pada: https://id.theasianparent.com/lagu-untuk-ibu-hamil (diakses 20.37 18/08/2022 )

Fattah, A. '6 Wanita Hebat Di Balik Kesuksesan Kaisar Romawi saat Memimpin, Pengaruhnya Sangat Kuat' https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/V6sq3Vy/6-wanita-hebat-di-balik-kesuksesan-kaisar-romawi-saat-memimpin-pengaruhnya-sangat-kuat/read-all (diakses 20.39 18/08/2022) 

https://en.wikipedia.org/wiki/Romulus_and_Remus (diakses 20.51 18/08/2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun