Pada suatu hari dikelas ada guru masuk yang bernama bapak Sutris.Bapak memberitahukan bahwa ada informasi kalau kelas 10 SMA BINTANG LAUT 2 Yogyakarta akan ada projek yaitu pentas seni dengan konsep kebudayaan pulau pulau di Indonesia.
Kami pun sangat antusias dengan projek yang diberitahu oleh bapak Sutris,dan pada hari itu juga kami kelas 10 X membentuk peran peran yang terdiri dari murid kelas 10 X. Peran peran yang kami bentuk adalah Ciko sebagai sutradara,Natha sebagai Ketua,Maki jadi tata letak panggung,Deka,Noka,Griya,Jesi,Rissa sebagai perlengkapan pentas,dan Resta sebagai stage manager.
Besoknya Ciko mengusulkan bahwa mulai pembuatan properti pentas seni.
“Temen temen yuk buat properti pentas kita dirumah Resta” kata Ciko
Deka,Noka,Griya,Jesi,Rissa,Stella,Maki dan teman teman lainya menyetujui bahwa mulai besok mengerjakan properti disekolah.
Saat pengerjaan properti disekolah.Ciko mengusulkan bahwa untuk tambahan waktu pembuatam properti bosa dikerjakan dirumah Resta.
Yang lain pun setuju dan besoknya saat hari libur dan ternyata yang dateng hanya sedikit hanya Deka,Noka,Griya,Jesi,Rissa,Stella,Ciko,
Maki. Kami kaget karena yang dateng hanya beberapa orang orang dan bisa dihitung jari. Padahal kami mencari rumah temen kita yang muat untuk semua murid kelas 10 X. Ciko pun merasa bahwa teman teman yang lain membuat alasan untuk tidak bisa ikut dikarenakan perbedaan bercandaan dan gaya pertemanan.
Besoknya Ciko dan Natha membahas permasalahan tersebut dikelas bahwa kemaren Ciko dan Natha kecewa karena sudah di harapkan banyak yang datang tapi yang datang hanya itu itu saja.
“ kemaren kita kecewa kenapa yang datang hanya itu itu saja” kata Natha
Ciko pun menyadari bahwa adanya kejanggalan terhadap pembuatan properti kemaren dan Ciko akhirnya membuka omongan dikelas bahwa Ciko menyadari adanya perbedaan dan pengelompokan (Circle) dalam kelas 10 X. Ciko pun bertanya kepada teman teman di depan kelas