Dialog ini menjadi cerminan bahwa perbedaan tidak seharusnya menjadi penghalang untuk saling memahami. Sebaliknya, dialog yang dilakukan dengan hati terbuka mampu menciptakan ruang untuk saling belajar. Paus Fransiskus pernah berkata, "Dialog bukan hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan hati yang terbuka.". Dalam diskusi ini, terlihat bagaimana nilai-nilai universal seperti cinta, perdamaian, dan penghormatan kepada sesama menjadi dasar yang mempersatukan. Â
Alam sebagai Refleksi Keberagaman
Kunjungan ke curug dan pemandian air panas di Gunung Galunggung menjadi pengalaman lain yang menguatkan pemahaman tentang harmoni. Keindahan alam yang disaksikan oleh para peserta menggambarkan keberagaman yang saling melengkapi. Air yang mengalir, udara yang segar, dan ketenangan yang menyelimuti menjadi refleksi tentang kebesaran Tuhan. Â
Para siswa dan santri menikmati kebersamaan di tempat ini, tanpa memandang latar belakang agama atau budaya. Keindahan alam menjadi pengingat bahwa keberagaman adalah bagian dari ciptaan Tuhan yang harus dihargai.Â
Nilai Keberagaman yang Memersatukan
Ekskursi ini menunjukkan bahwa di balik tradisi dan cara beribadah yang berbeda, esensi dari semua agama tetap sama: mencari kedamaian, kebahagiaan, dan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan. Kesederhanaan hidup para santri, kehangatan yang mereka tunjukkan, dan ketulusan dalam menyambut tamu adalah bukti nyata bagaimana nilai-nilai agama dapat menjadi jalan menuju harmoni. Â
Toleransi yang ditunjukkan oleh para santri juga menjadi pelajaran penting bagi para siswa Kolese Kanisius. Mereka diterima sebagai saudara, tanpa memandang perbedaan keyakinan. Hal ini menjadi contoh nyata bahwa toleransi bukan hanya konsep teoretis, melainkan sesuatu yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Â
Membawa Pulang Pelajaran Berharga
Ketika ekskursi ini berakhir, para peserta kembali dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman dan pentingnya harmoni. Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa dialog, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan adalah kunci untuk membangun dunia yang lebih damai. Â
Pelajaran dari pesantren ini sejalan dengan nilai-nilai Santo Ignasius yang diajarkan di Kolese Kanisius: untuk menemukan Tuhan dalam segala hal dan untuk menghargai keberagaman sebagai bagian dari rencananya. Ekskursi ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang mengajarkan nilai-nilai hidup yang lebih bermakna. Â
Dalam dunia yang kerap kali terpecah oleh perbedaan, pengalaman seperti ini menjadi bukti bahwa harmoni dapat dicapai jika semua pihak mau membuka hati dan berbicara dengan tulus. Sebagaimana yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!