Dikutip dari CNN Indonesia, Jokowi pernah mengatakan bahwa salah satu kerugian ekonomi terbesar Indonesia diakibatkan oleh kemacetan. Kerugiaan ini disebabkan dari lumpuhnya aktivitas ekonomi, pemborosan pemakaian BBM dan kerusakan lingkungan akibat polusi udara.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa masyarakat Indonesia malas menggunakan transportasi umum sebagai transportasi utama mereka. Mereka lebih sering menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil. Padahal, mereka dapat menghemat waktu perjalanan jika mereka mau menggunakan transportasi umum.
Menurut penulis, masyarakat cenderung memilih menggunakan transportasi pribadi dibanding transportasi umum untuk mendapatkan kenyamanan dan keamanan. Tidak sedikit kejadian di mana pengguna transportasi umum mengalami kejadian yang kurang mengenakkan.Â
Salah satu contoh adalah ketika menaiki LRT. Penulis melihat kejadian yang sangat tidak pantas di mana ada remaja duduk di kursi khusus lansia dan ibu hamil.Â
Sementara di sebelah remaja itu, penulis melihat ada nenek-nenek menggunakan tongkat yang sedang bersandar di dekat pintu LRT. Remaja itu lebih tua dari penulis, mungkin 18-19 tahun pada saat itu.Â
Harusnya dia memiliki kesadaran untuk mengalah dan memberi tempat duduk tersebut pada nenek itu. Ada juga kejadian yang dialami oleh penulis sendiri, di mana penulis kehilangan dompet saat menggunakan busway.Â
Penulis merasa bahwa karena kejadian-kejadian tersebut, masyarakat enggan untuk menggunakan transportasi umum. Mereka belum bisa mendapatkan rasa nyaman dan aman seperti transportasi pribadi.
Belum lagi fasilitas dan sistem yang belum optimal. Sebagai contoh, perjalanan dari rumah penulis ke sekolah sejauh 10 kilometer. Penulis harus berganti busway sebanyak 3 kali karena tidak ada stasiun yang menyediakan jalur langsung.Â
Menurut penulis, percuma saja dibangun angkutan massal sebagus MRT dan LRT jika tidak ada angkutan umum yang bisa mengantarkan pengguna sampai ke tujuan.Â
Jika masih belum ada solusi, bisa dibilang bahwa sistem transportasi umum masih kurang efisien; yang tujuanya menghemat waktu perjalanan, malah jadi sebaliknya.
Untuk mengatasi masalah ini, kita harus meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kendaraan umum. Maka dari itu, pemerintah memberi solusi untuk masyarakat yaitu dengan meresmikan WHOOSH.
Baru-baru ini, medsos diramaikan oleh kabar peresmian KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung), atau yang lebih akrab dikenal sebagai WHOOSH di kalangan masyarakat. WHOOSH menjadi kereta tercepat pertama di Asia Tenggara. Tidak hanya cepat, WHOOSH juga dilengkapi dengan sistem keamanan kelas dunia.Â
Ruang kereta yang didesain secara modern membuat ruang terasa luas dan ramah akses untuk semua kalangan termasuk difabel. Jadi, untuk keamanan dan kenyamanan sudah tidak perlu diragukan lagi.
Pemerintah juga mengadakan masa uji coba gratis bagi publik selama tiga minggu sejak pertengahan Oktober agar masyarakat lebih giat menggunakan transportasi umum.Â
Menurut penulis, hal ini sangat positif karena dapat memunculkan rasa penasaran pada orang-orang yang sebelumnya segan untuk menggunakan transportasi umum.
Tidak hanya kesadaran masyarakat yang harus diperbaiki, namun harus ada kesadaran juga dari pemerintah. Pemerintah harusnya tahu alasan masyarakat Jakarta masih rela bermacet-macetan dibanding menggunakan transportasi umum yang disediakan.Â
Menurut penulis, pemerintah seharusnya menyesuaikan dan merevisi kembali Undang-undang Lalu Lintas agar memudahkan masyarakat ketika ingin mengakses transportasi umum.
Ada juga  kesempatan di mana penulis menanyakan beberapa penumpang tentang masalah yang sering mereka alami saat menggunakan transportasi umum. Tidak sedikit dari mereka mengeluhkan tentang sistem pertiket transportasi umum pilihan mereka.Â
Salah satu contoh adalah sistem ticketing baru transjakarta yang masih sering mengalami error. Hal ini dapat merugikan penumpang secara finansial dan juga waktu.Â
Akibat error ini, antrean jadi menumpuk dan mengakibatkan banyak orang telat sampai tujuan. Untuk menangkal masalah ini, pemerintah harus secepatnya memperbaiki sistem ini agar masalah tersebut tidak terulang kembali.
Nah, untuk sistem ticketing dari WHOOSH sendiri dibuat dengan lebih canggih. Ada beberapa cara untuk membeli tiket untuk meminimalisir error saat proses tersebut.Â
Yang pertama, penumpang bisa membeli langsung di loket maupun di vending machine. Opsi lain adalah pembelian secara online, masyarakat bisa mengunduh aplikasi mobile, di antaranya, BNI Mobile Banking, Access by KAI, Livin' by Mandiri ataupun aplikasi WHOOSH itu sendiri.
Dengan adanya WHOOSH, pemerintah berharap bisa meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kendaraan umum dan juga menjadi solusi dari berbagai masalah yang ada di Jakarta maupun daerah sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H