Mohon tunggu...
Maxi Gepa
Maxi Gepa Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa fakultas Filsafat Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.

Menulis dan melukis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mamahami Pemikiran Heidegger Mengenai Eksistensi Ketersingkapan

31 Maret 2023   18:02 Diperbarui: 31 Maret 2023   18:05 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang manusia yang terlalu sibuk dalam meniti karir di dalam dunia dan seorang manusia yang terlalu sibuk berelasi dengan benda-benda hasil temuan di dunia ini kerap mengabaikan hal-hal lain yang tidak kalah penting dalam dirinya.

Manusia yang terlalu sibuk mengurus persoalan yang ada di luar dirinya kerap lupa dengan persoalan mendasar tentang dirinya (misalnya persoalan kesehaatan yang tidak diperhatikan). Hal ini tentu akan membawa dampak negatif yang fatal bagi keberlangsungan hidup manusia.

Selain itu masih ada pengalaman lain, manusia yang tenggelam dalam kemudahan dan kenikmatan yang ditawarkan teknologi kerap 'lupa diri'. Manusia kerap menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar handphone tanpa ada hal yang benar-benar membekas dalam dirinya. Manusia yang ketagihan menggunakan handphone akan lupa dengan realitas dunia yang lebih luas dan merefleksikan tentang dirinya lebih jauh.

Pengalaman-pengalaman tersebut adalah contoh-contoh kecil keterlubatan manusia yang membuat manusia tidak menemukan diri sebagai dirinya sendiri. Hal demikian yang disebut Heidegger sebagai keterjatuhan.

Akhirnya, Heidegger sesungguhnya memiliki penjelasan yang lebih kompleks dan komperhensif mengenai tiga cara ketersingkapan Dasein (istilah yang digunakan untuk menyebut manusia agar dapat dibedakan dengan benda-benda). Namun, tawaran akan sesuatu yang sederhana akan selalu berguna bagi 'awam filsafat' --mereka yang tidak berkecimpung secara langsung dalam dunia filsafat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun