Seorang manusia yang terlalu sibuk dalam meniti karir di dalam dunia dan seorang manusia yang terlalu sibuk berelasi dengan benda-benda hasil temuan di dunia ini kerap mengabaikan hal-hal lain yang tidak kalah penting dalam dirinya.
Manusia yang terlalu sibuk mengurus persoalan yang ada di luar dirinya kerap lupa dengan persoalan mendasar tentang dirinya (misalnya persoalan kesehaatan yang tidak diperhatikan). Hal ini tentu akan membawa dampak negatif yang fatal bagi keberlangsungan hidup manusia.
Selain itu masih ada pengalaman lain, manusia yang tenggelam dalam kemudahan dan kenikmatan yang ditawarkan teknologi kerap 'lupa diri'. Manusia kerap menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar handphone tanpa ada hal yang benar-benar membekas dalam dirinya. Manusia yang ketagihan menggunakan handphone akan lupa dengan realitas dunia yang lebih luas dan merefleksikan tentang dirinya lebih jauh.
Pengalaman-pengalaman tersebut adalah contoh-contoh kecil keterlubatan manusia yang membuat manusia tidak menemukan diri sebagai dirinya sendiri. Hal demikian yang disebut Heidegger sebagai keterjatuhan.
Akhirnya, Heidegger sesungguhnya memiliki penjelasan yang lebih kompleks dan komperhensif mengenai tiga cara ketersingkapan Dasein (istilah yang digunakan untuk menyebut manusia agar dapat dibedakan dengan benda-benda). Namun, tawaran akan sesuatu yang sederhana akan selalu berguna bagi 'awam filsafat' --mereka yang tidak berkecimpung secara langsung dalam dunia filsafat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H