Mohon tunggu...
Maxi Gepa
Maxi Gepa Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa fakultas Filsafat Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.

Menulis dan melukis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matinya Hujan

20 September 2022   14:09 Diperbarui: 20 September 2022   14:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan itu turun terlampau deras

Sampai-sampai lupa bahwa dirinya sudah tua

Sudah cukup lama ia tak bertingkah demikian

Dan benar, butir-butir air itu jatuh lalu tak sadarkan diri

Banyak orang datang mengerumuninya seolah mengenal jasadnya yang tergeletak di badan jalan

Ada yang menelpon Ambulans dan sempat membawanya ke rumah sakit

Tapi sayang nyawanya tak terselamatkan

Hujan itu mati dengan kepala serupa gurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun