[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Demo Buruh-Image Kompas"][/caption] saya tak begitu suka dengan istilah 'buruh' sebab, istilah ini menandai adanya relasi antara majikan dan buruhnya. menjadikan pemilik modal sebagai majikan dan pekerjanya sebagai buruh, jongos, atau kata setara lainnya, bisa jadi juga budak. apa sudah sedemikian payahnya dunia ini, menjadi manusia satu ke yang lainnya, yang satu dengan 'kekuatannya' dapat merasa menjadi manusia yang layak dimanusiakan, dan mereka yang karena tak memiliki 'power' sekedar menjadi budak-budak yang terus diperas untuk menghasilkan keuntungan berlipat, dengan beban kerja setinggi-tingginya, dan dibayar dengan nilai serendah-rendahnya. apa yang sekarang disebut buruh itu harus menjadi manusia yang dengan sungguh dapat memanusiakan lainnya layaknya manusia, bukan budak, bukan sapi perahan, bukan kerbau yang setiap hari dipekerjakan di sawah dan cukup diberi makan seadanya. karena setiap tetes keringat para manusia ini begitu berharga, sudah sewajarnya jerih payahnya diganjar selayaknya. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H