Mohon tunggu...
Max Havellar
Max Havellar Mohon Tunggu... profesional -

senang jalan-jalan. kadang suka diam di rumah. kadang juga senang makan meski kadang kehilangan selera. kadang begitu bersemangat terkadang patah arang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Ketakterbatasan

1 Mei 2013   02:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:20 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada penantian

Pengenalan tentang sabab musabab Aku tentang aku Berjalan bersama waktu

Pada waktu Pengenalan pada bijak dan keingintahuan Aku tentang aku Berjalan bersama keheningan

Pada ruang Merajut keberadaan Aku tentang aku Menyatu dengan bintang, bulan, segala penampakan

Duduk diam

Mengembara Kaki tangan terpotong bilah ruang dihimpit waktu Tentang ketakterbatasan

Hilang aku

Kembali aku Tak terkenali lagi Dan diam dalam kemahaluasan

Cililitan, Jum’at, 28 Februari 2009 Saat gemuruh suara di langit menggema Sayup suara alam Duduk diam Merajut simponi keindahan Mengenali gerbang kesakralanku

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Simurgh by Mahlukat"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun