Mohon tunggu...
Ma'x Faruq
Ma'x Faruq Mohon Tunggu... -

di gunung aku renung. di bukit aku bangkit. di pantai aku derai. di pasir aku dikir. di samudera aku buka oleh alpa. dalam diri aku wiji

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Sedang Sibuk Mencari Api Bagi Pembakaran Puisi

28 Mei 2014   10:45 Diperbarui: 6 Juli 2015   04:58 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

:ini adalah pemandangan yang indah. ucap sepasang mata yang telah sekian lama hidup dalam keadaan mengagumi dirinya sendiri setiap kali menemukan kaca atau kolam atau apa saja yang bisa memantulkan dirinya. dan tak kunjung paham apakah mata kanan suka mengeluarkan pujian terhadap mata kiri atau mata kiri suka membalas pujian kepada mata kanan. sepasang mata yang begitu takjub pada dirinya sendiri oleh karena terlalu lama tak meloncat dari rongganya dan menggelinding di lapangan
gunung arjuno. awan tipis yang menggenang di bawah dagu. kontur tanah serupa gelombang besar. dan obsesi yang diamdiam telah menyusun tepian pigura di empat sisi sebuah foto, yang mungkin seperti lukisan atau adegan sebuah film

setiap kali ku hadapi mereka aku selalu berusaha memastikan bahwa aku tidak berada didalamnya, aku bukan bagian dari mereka, aku bukan pemandangan, aku hanya salah satu bagian dari dunia yang memandang, atau aku sudah tak bisa keluar dari  jejaring halus dari tafsiran dan hayalanku sendiri . oh ada sepasang kekasih menari di tengahnya seperti pementasan yang khusyu' dan tak butuh penonton

kiranya sebuah kecantikan yang lugu membuat arjuno nyaris tak mampu melanjutkan tidurnya malam ini

rasa kantuk yang siap meletus di utara

suatu generasi yang bibirnya mengkilap dengan rongga mulut yang sentuhannya dingin dan kalimat penyimpan bau bacin seperti di tempat wisata.

di kulitku

ada lembah yang di dasarnya mengalir sungai legendaris

orangorang mulai ramai mengunjunginya untuk melakukan aktivitas arung jeram

menurut keterangan seorang muda pernah terjadi kecelakaan di sungai itu dengan tiga korban melayang akibat banjir yang datang dari hulu tidak terpantau dengan baik

ada bukit dimana pada kelandaiannya sudah di bangun gubug seperti rumah panggung

seorang pengusaha dari daerah lain telah menghabiskan dana kirakira 150 juta untuk membeli bambubambu berikut bahanbahan yang lain dan membayar pekerja selama lima bulan pengerjaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun