Mohon tunggu...
Aditya Wahyu Bambang Pratama
Aditya Wahyu Bambang Pratama Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa IAIN Jember

Facebook : Aditya Wahyu Instagram : aditya_wahyu_bp Twitter : Aditya_Wahyu_BP Youtube : MaxCos Gaming

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nilai Bagus Tergantung Kualitas Sinyal dan Kuotamu

26 Mei 2020   19:45 Diperbarui: 26 Mei 2020   19:43 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pandemi Covid-19 hingga hari ini belum juga mereda. Para pelajar terpaksa harus belajar dari rumah agar terhindar dari penularan virus corona. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru pun kebanyakan dilakukan seacara online untuk mempermudah dalam mengerjakannya. 

Tapi tidak semua pelajar sanggup memenuhi tugas tersebut, dikarenakan sinyal ponsel yang tidak sanggup menjangkau kawasan pelosok. Sehingga banyak dari mereka yang harus rela keluar rumah bahkan melanggar kebijakan PSBB hanya untuk mengerjakan tugas.

Kendala seperti inilah yang menuntut pemerintah untuk mencari solusi bagaimana caranya agar mereka bisa mengerjakan tugas mereka dengan aman dan nyaman tanpa harus keluar rumah. 

Para pelajar juga dituntut untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu sesuai apa yang diperintahkan oleh gurunya. Tidak banyak dari mereka yang mengeluhkan sinyal ponselnya SOS atau no signal, bahkan borosnya kuota untuk melaksanakan belajar online. Banyak juga dari mereka yang prestasinya menurun, hal itulah yang membuat mereka kini menjadi tidak produktif daripada sebelumnya.

Dikutip dari Suara.com, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima sejumlah pengaduan baik dari siswa maupun orang tua karena tugas berat dari sekolah selama pemberlakuan belajar online di rumah setelah merebaknya virus Corona COVID-19. 

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menjelaskan adanya sejumlah aduan yang datang dari siswa dengan beragam keluhan. Salah satunya, yakni siswa yang mengeluh teman-temannya kerap datang ke rumahnya lantaran tidak memiliki cukup kuota untuk mendengarkan pembelajaran dari guru. 

Oleh karena itu, kebijakan social distance atau berjaga jarak pun tidak terealisasi karena siswa-siswa memilih untuk berkumpul dengan masalah kuota serta akses internet.

Bagaimana kita bisa produktif jika kita tidak memiliki akses pada internet? Bahkan karena pandemi ini kita dianjurkan belanja secara online yang otomatis juga membutuhkan akses internet. 

Dalam pandemi ini kita dituntut memiliki akses internet untuk memenuhi tugas sekolah dan belajar online yang sangat memboroskan kuota. Akibat dari pemborosan kuota, banyak dari pelajar di Indonesia lebih memilih untuk bekerja demi memenuhi kuota bulanan mereka atau rela melanggar PSBB dan mencari tempat yang menyediakan hotspot secara gratis.

Semoga artikel ini dapat membantu kita untuk mengerti keadaan pelajar saat ini, dan semoga pandemi ini cepat berlalu. Sekian terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun