Mohon tunggu...
Abiratno
Abiratno Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia

Editor Institut Penulis Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Muhyiddin Yassin adalah Resultan Politik Keislaman Negara Malaysia

8 Maret 2020   09:19 Diperbarui: 8 Maret 2020   09:24 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa itu, UMNO didukung oleh MCA (Malayan Chinese Association) dan MIC (Malayan India Congress). Koalisi politik dikembangkan lagi pada tahun 1974 di bawah pemerintahan Tun Abdul Razak dengan memasukkan partai lain, yang kemudian menjadi koalisi Barisan Nasional  (BN)  yang menjadi  partai  yang memegang tampuk  kekuasaan  sejak tahun  1955  (Samad,  2009:42). Koalisi yang berkuasa 60 tahun lebih ini yang kemudian ditumbangkan oleh Mahathir Muhammad dan Anwar Ibrahim melalui koalisi Pakatan Harapan pada Pemilu 2018.

Komposisi penduduk Malaysia didominasi oleh etnis Melayu, China, dan India. Gelombang besar Etnis China datang ke Malaka saat ditemukannya cadangan tambang timah di Malaysia di tahun 1820. Eksploitasi timah menempatkan Malaysia menjadi produsen 55% timah, terbesar di dunia di tahun 1855. Etnis India datang saat rush pembukaan perkebunan karet dilakukan secara besar-besaran di Malaysia tahun 1890, menyusul ditemukannya teknologi vulkanisir ban oleh Charles Goodyear di tahun 1839. Hampir 130 ribu buruh didatangkan dari India pada masa itu. Pada tahun 1911, Malaysia berhasil menjadi produsen karet terbesar di dunia.

Supremasi Etnis Melayu

Supremasi etnis melayu dan bumiputera dijamin dalam konstitusi Malaysia dan berakar dari sejarah yang panjang. Ini diawali sejak koalisi partai beretnis Melayu, China, dan India (yang kemudian bermetamorfosa menjadi Barisan Nasional) yang berhasil menggerakkan pemberian kemerdekaan Malaysia dari Inggris. Kesuksesan terbesar UMNO adalah hal yang paling menarik karena resultan kesetimbangan politik pada akhirnya tetap mempertahankan supremasi etnis Melayu atas etnis lainnya.

Istilah Melayu dan Bumiputera yang digunakan dalam konstitusi Malaysia merujuk kepada penduduk pribumi Malaysia. Adapun maksud pribumi itu adalah yang memiliki asal usul dari "Alam Melayu", yang tidak hanya mencakup Semenanjung Tanah Melayu, Sarak atau Sabah, akan tetapi hampir seluruh wilayah Asia Tenggara--termasuk wilayah yang kini dikenal sebagai: Indonesia, Borneo, Selatan Thailand, dan Filipina Selatan.  Ciri-ciri Melayu itu adalah: bertutur bahasa Melayu, beragama Islam, dan mengamalkan adat istiadat Melayu (Wariya, 2010:83).

Isu Kuno yang Masih Dijual: Pribumi

Dengan bergabungnya Sabah dan Sarawak ke dalam federasi Malaysia pada tahun 1963, telah memberikan warna lain terhadap istilah pribumi. Di dua negeri itu juga terdapat kelompok pribumi (suku Dayak: pen.) yang tidak menganut agama Islam, akan tetapi mereka juga perlu diberi hak istimewa seperti yang diberikan kepada orang Melayu. Untuk mereka digunakan istilah bumiputera, yang khusus merujuk kepada penduduk pribumi di ke dua wilayah itu (Wariya, 2010:85).

Di saat isu pribumi diangkat, ide tentang pribumi sendiri telah mengalami degradasi ke tingkat terendahnya. Rumusan konsep bumiputera sesungguhnya menyangkal kenyataan bahwa---karena letaknya yang strategis di Selat Malaka yang ramai---sejak zaman dahulu Malaysia telah menjadi "melting pot" tempat melelehnya berbagai peradaban, agama, dan suku bangsa. Pribumi adalah sebuah konsep yang sangat cair dan mudah dipatahkan pada era teknologi seperti sekarang ini. Tes DNA akan segera membuktikan bahwa bangsa-bangsa telah bersilang satu sama lain.

Menilik ketiga figur utama kontestasi Perdana Menteri dari sisi etnisitas, hanyalah Anwar Ibrahim yang mungkin seratus persen berasal dari tanah Melayu sampai dengan generasi kakek-neneknya. Muhyiddin berasal keturunan ulama Bugis yang merantau ke Malaysia. Sementara Mahathir dilahirkan di lingkungan miskin di Alor Setar, Kedah 10 Juli 1925. Ibunya bernama Wan Tempawan asli orang Melayu Kedah. 

Ayahnya, Mohamad Iskandar, adalah seorang Melayu Penang yang keturunan India. Kakek pihak ayah Mahathir datang dari Kerala dan menikahi seorang wanita Melayu. Dengan demikian, Mahathir paling tidak memiliki 25% darah India, hal yang tak banyak diekspos selama karier politiknya.

Anwar Ibrahim Akan Tetap menjadi Pecundang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun