Jika seorang perempuan datang padamu dalam keadaan sedih dan menangis, sebenarnya ia hanya butuh sepasang tangan yang menopang agar tak jatuh dan telinga yang mau mendengar segala kesahnya.
Ia (sangat) sedang tidak butuh motivator ataupun seorang pendoa. Itu beda perkara, ia bisa membaca buku-buku motivasi ataupun terpekur berdoa sendiri.
Jadi, kamu tidak perlu menjelma menjadi bijak ataupun serup
a seorang alim.
Sebab, sebenarnya airmatanya saja sudah cukup menjadi rangkaian kata paling elok untuk hatinya. Air mata itu, bukan cerminan kecengengan tetapi demikianlah caranya melimpahkan keluhnya dan mengeluarkan segala perkara yang ia pendam.
Yang perlu kamu lakukan adalah diam dan jadilah pendengar yang baik. Dengan begitu ia akan merasa bahwa dunianya sedang baik-baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H