Mohon tunggu...
Mawinda Edelweiss
Mawinda Edelweiss Mohon Tunggu... Penulis - Blogger - Kreator Digital

✿ Edelweiss | Pengagum Ibu | Mencintai seni; pena, film, fotografi, lomo, dapur, craft, anak-anak dan dunianya | Mahasiswa Televisi-ISI Yogyakarta Personal Blog: http://mawinda165.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jika Wanita Menangis, Diamlah!

12 September 2012   17:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika seorang perempuan datang padamu dalam keadaan sedih dan menangis, sebenarnya ia hanya butuh sepasang tangan yang menopang agar tak jatuh dan telinga yang mau mendengar segala kesahnya.
Ia (sangat) sedang tidak butuh motivator ataupun seorang pendoa. Itu beda perkara, ia bisa membaca buku-buku motivasi ataupun terpekur berdoa sendiri.
Jadi, kamu tidak perlu menjelma menjadi bijak ataupun serup
a seorang alim.
Sebab, sebenarnya airmatanya saja sudah cukup menjadi rangkaian kata paling elok untuk hatinya. Air mata itu, bukan cerminan kecengengan tetapi demikianlah caranya melimpahkan keluhnya dan mengeluarkan segala perkara yang ia pendam.
Yang perlu kamu lakukan adalah diam dan jadilah pendengar yang baik. Dengan begitu ia akan merasa bahwa dunianya sedang baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun