Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Serunya Dunia Imajinasi Anak

4 Desember 2022   05:33 Diperbarui: 4 Desember 2022   06:01 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi :pesikologi.anak.com

Saat buah hati kita masih menginjak masa usia keemasan, akan tercipta banyak tingkah polah yang menggemaskan, penuh kreativitas, banyak tanya akan keinginan tahuannya, penuh Imajinasi. Bahkan orang tua, tak jarang dibuat pusing dan kehabisan kata dalam memenuhi jiwa petualang sang anak. 

Demikianlah halnya dengan santri-santri kami. Sedikit saya ingin bercerita tentang anak-anak didik, santri-santri TK yang lucu dan imut.

Satu hari nan cerah dan bahagia, setelah anak-anak berbaris dan  mengucapkan janji santri di halaman. Tibalah waktunya masuk kelas. Ada waktunya guru dan mahluk kecil imut ini berdiskusi. Seorang santri ditanya oleh sang bunda guru. 

"Azka, nanti kalo sudah besar Azka pengen jadi apa ?" Tanya sang guru pada santrinya.

"Azka mauu... pagi hari mau nonton tv, sarapan pagi, minum kopi dan merokok. Baru berangkat kerja deh!" Dengan sedikit berpikir, dan tersenyum-senyum, santri tersebut menjawab.

Hah...? Para guru yang mendengar, agak bingung dan tersenyum. Rupanya santri kami ini melihat kebiasaan ayahnya pagi hari. Tentu saja akhirnya guru memberikan penjelasan bahwa merokok bukanlah kebiasaan yang baik. Tidak mudah memahamkan hal ini, karna bagi anak kecil, mana mungkin hal buruk menjadi kebiasaan orang tuanya. 

Di lain hari, ada hafalan hadist yang dihafal dan dibaca bersama. Saat itu kami membaca sebuah hadist yang artinya " surga berada di telapak kaki ibu" tentu saja dengan warna kisah teladan yang menarik. Rupanya anak-anak pulang dengan berbekal hadist tersebut, lengkap dengan imajinasi masing-masing. Hingga esok hari seorang santri langsung menghadap kami.

"Ibu guru, Kenapa di kaki mamah saya ga ada syurga ? Yang ada malah Kutu air!"

 

Sontak sang mamah langsung nyengir dan tersipu. Tak ayal kami yang mendengar pun tak tahan ikut tertawa. Dan terjadilah sebuah diskusi kecil bersama penanya dan seluruh anak-anak. Tentu saja Bu guru memberikan penjelasan lebih sederhana agar mudah difahami.

Saat anak-anak belajar  pengucapan dan pengenalan huruf Hijaiyah, untuk anak kelas TK nol kecil, begitu cerdas mereka berkreativitas dan berimajinasi. 

"Bu guru, huruf Alif, seperti pensil, ba, tha seperti perahu!" kata seorang anak bernama Reyhan. 

"Ibu guru, huruf mim kaya tongkat opa aku!" Teriak  Kiki.

 Lain lagi komentar mereka. 

"Huruf ka, kasur, huruf sod, shodaqoh, huruf ja itu  mang jaja. Huruf Kho, Kho... Kho..!"  ucap Nunu si cerdas, sambil menirukan gaya tidur dan mendengkur. Haha kami para guru sakit perut.

"Ibu, ini 'ain-nya seperti cupitnya kepiting, Ibu!" Denada ikut berkomentar. 

Serunya dunia anak. Itulah tingkah polah anak-anak. Lain lagi kisah polah santri TK kelas B. Lain waktu saya ulas. 

Begitulah karakteristik anak usia dini yang sangat unik. Mereka adalah peniru ulung, hati-hati untuk orang tua dan guru, karna anak akan meng-copy apa yang kita perbuat. 

Anak adalah  Petualang yang hebat, berdaya imajinasi dan kreativitas tanpa batas.  Mereka punya rasa ingin tahu yang kuat, apa saja mereka bisa tanyakan dan dan coba sampai rasa penasaran mereka terjawab. Kaset rekam yang bagus. Apa yang menjadi pengalaman bahagia, duka, akan terekam dan membekas sangat dalam. 

Sehingga pada masa kanak-kanak lah pendidikan itu sangat penting dalam menghantarkan perkembangan anak di masa mendatang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun