Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Momen Indah Bersama Si Kecil Begitu Singkat, Nikmatilah

1 Oktober 2022   01:37 Diperbarui: 1 Oktober 2022   01:48 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Parenting.co.id

Sebagai orang tua yang sering direpotkan si kecil,  terkadang dan bahkan sering kali, kita kurang bersabar terhadap anak-anak kita.  Mudah marah, emosian, tidak sabaran, dan seribu satu keluhan kerepotan kita terhadap anak. Sehingga kita sebagai orang tua, tidak menikmati kebersamaan yang berkesan antara orang tua dan anak. Kelak akan terasa begitu singkat ketika anak-anak kita telah tumbuh besar dan dewasa.  Kita akan rindu dengan masa kecil mereka. 

Anak terlahir bukan keinginan dan permintaan mereka, namun kitalah para orang tua yang meminta kepada Allah, dan memutuskan akan kehadiran mereka. Dulu kehadiran anak begitu didamba. Malam demi malam, sujud demi sujud kita memohon untuk keberadaan nya ditengah kita. Seiring berjalan waktu, kerepotan, kesibukan, kelemahan, lambat laun mengabaikan kita akan si buah hati. 

Setelah dipikir dan dialami, ternyata kebradanan mereka begitu singkat ditengah-tengah kita. Setidaknya ada 4 masa kita dan anak saling berinteraksi. Adapun 4 masa itu adalah sebagai berikut: 

1. Masa Intan 

Pada masa Intan, usia anak sekitar 0-8 tahun. Masa di mana anak sangat bergantung dan menempel terus kepada orang tua, masa mengemaskan, masa manja-manjanya seorang anak sehingga ia tidak sungkan dipeluk dan memeluk orang tuanya. Masa dalam situasi dan kondisi apapun hanya orang tua lah yang dicari, dibuthkan dan menenangkan. 

Masa ini adalah masa yang paling menyenangkan bagi orang tua, saking senangnya anak yang lucu dan imut ini, semua aktifitas mereka akan diabdikan melalui Vidio maupun foto.

2. Masa kritis anak usia 9-13 tahun.

Masa di mana anak masuk sekolah, dan mulai sibuk dengan lingkungannya, teman-teman sebayanya. Pada masa Ini anak mulai belajar dari banyak sumber, termasuk dari guru dari teman-teman, dan dari lingkungan sekitar. Ia juga mulai membandingkan perilaku orang tuanya, dengan perilaku orang tua dari temannya, dari sumber belajar yang beragam. 

Seorang anak di masa ini mulai bersikap kritis, terhadap pendapat orang tua, mulai bertanya, membantah, membangkang dan mulai muncul percikan api amarah anak sehingga terjadi perbedaan pendapat antar anak dengan orang tua.

Di masa ini juga, dalam diri anak mulai muncul perasaan tidak puas, kecewa, sakit hati terhadap perilaku orang tua yang tidak sejalan dengan keinginannya, sehingga memorinya menyimpan kekecewaan tersebut. 

Tak jarang anak mulai menjaga jarak dengan orang tua. Di masa ini, orang tua harus hati-hati bersikap jangan sampai masa kritis anak membuat jarak kita sebagai orang tua.

3. Masa sibuk

Masa ini, ketika usia anak 14 sampai 23 tahun. Masa di mana anak sudah sibuk dengan kegiatan sekolah SMP, SMA dan sampai perguruan tinggi. Pergaulan mereka juga  makin luas sehingga waktu bersama orang tua semakin terbatas. Keberadaan anak di luar rumah juga semakin sering. Apalagi jika anak sekolah di pesantren atau kuliah di luar kota.

 Bagaimana bahasa tubuh mereka ketika dipeluk? Sudah mulai enggan  dan malu, apalagi jika dipeluk di tempat umum, seperti anak laki-laki makin susah untuk diajak berpelukan oleh ayah ibunya. 

Posisi menjadi terbalik, dulu  anak yang selalu dekat dengan orang tua, nah di fase sibuk ini, justru  orang tua yang ingin dekat dan selalu rindu dengan anak. Kita sebagai orang tua, ingin rasanya  menggunakan waktunya yang sedikit di tengah kesibukannya,  kuliahnya, ingin rasanya mengulang kebersamaan antara anak dan orang tua, seperti masa kecil dulu. Namun ternyata anaknya sudah jarang di rumah, dengan 1001 kesibukannya. Kecewalah orang tua.

4. Masa mandiri

Fase mandiri adalah masa di usia 23 tahun ke atas. Usia kerja, menikah dan fokus pada keluarganya. 

Inilah masa anak sudah mandiri dan sebagai orang tua, harus siap mental menghadapinya.

Masa ini mereka akan pergi bersama karirnya, pasangannya membina rumah tangga dan fokus pada keluarga barunya. Kadang mereka hanya sempat menelfon sebulan sekali, mungkin sempat mengok orang tua setahun sekali. Dan rasa kesepian serta rindu akan semakin terasa. 

Rasanya baru kemaren anak-anak di lahiran, baru karena mereka belajar berjalan, kemanapun kita pergi selalu ditangisi dan diikuti. Kini kita yang merindukan mereka, orang tua menangis dalam diam menahan rasa rindu.

Dari ke 4 masa di atas, masa yang paling membahagiakan bagi orang tua adalah masa anak di usia Intan. Masa yang begitu indah, menajdi masa golden moment sekaligus golden age. 

Maka, manfaat kan waktu dengan baik, saat mereka kecil, saat si kecil begitu bergantung dan membutuhkan kita, sebelum mereka tidak punya waktu untuk kita.

Ciptakan kenangan yang indah pada masa Intan yang waktunya hanya sebantar. Biarlah kita begitu lelah dan lebat dengan tingkah polahnya, biarlah kita pusing saat kritisnya anak dengan ribuan tanya cerdas mereka, yang kita bingung menjawabnya. 

Biarlah kita capek berlari berkejaran dengan sibkecil yang enggan makan dan hanya ingin bermain, biarlah kita ikhlas dan menikmati lucu nya anak makan blepotan, biarlah kita bahagia meski lelah mencuci baju yang selalu penuh lumpur di masa aktifnya bermain. Biarlah semua jadi masa yang indah, namun berkesan. Masa itu hanya sekali, hanya sebantar dan tidak pernah terulang kembali. 

Jadikanlah masa itu andai dengan ribuan doa-doa yang dipanjatkan oleh orang tua kepada anaknya, yang kelak doa serupa akan dipanjatkan anak yang sholehah pada orang tuanya.

Doa itulah yang akan menyatukan kembali, memlertemukan anak dengan orang tuanya kelak di akhirat nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun