Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penggemar Misterius

30 Agustus 2022   13:45 Diperbarui: 30 Agustus 2022   13:47 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kapanlagi.com

Ting!

Sebuah pesan dengan nomor tidak dikenal masuk.

[Hai Vio sayang, boleh minta tanda tangan ngga? Kalau ngga, tanda kaki juga boleh]

Aku memilih mengabaikannya. Bukan apa-apa, aku malas jika harus meladeni pesan dari orang yang tidak dikenal.

Ting!

Pesan susulan kembali masuk dari nomor yang sama.

[Sudah makan? Sudah sholat? Jangan lupa makan meskipun banyak aktifitas ya?]

'Siapa ini?' batinku. Aku hendak membalas pesan itu untuk memastikan siapa pengirimnya, namun kuurungkan. 'Paling anak alay yang lagi modus.'

Ting!

Nomor tanpa nama itu lagi! Cukup sudah, aku penasaran sekarang.

[Hei sayang, cape ya? Ke kantin Mbak Entin ya, udah aku pesenin makan siang dan jus jambu kesukaanmu]

Tanpa pikir panjang aku segera menuju ke kantin yang terletak di belakang kampus tempat biasa aku makan bersama dengan Sisil, sahabatku yang baik hati.

***

Tiba di kantin aku kembali dikagetkan dengan kedatangan Mbak Entin dengan nampan yang penuh makanan.

"Nih Vio buat kamu," ucap Mbak Vio menaruh dua porsi nasi ayam bakar madu dan dua gelas jus jambu.

"Bentar Mbak, ini siapa yang pesen? Saya baru dateng loh, belum juga duduk." Aku berharap Mbak Entin tau siapa yang memesan makanan ini karena seringnya dia melayani mahasiswa mahasiswi di kampus.

"Mbak ngga tau jelas sih Vie karena Mbak juga jarang liat, tapi kayanya anak teknik deh. Dia cuma mesen makanan ini dan berpesan kalau ini untuk kamu," jelas Mbak Entin panjang lebar.

Setelah Mbak Entin berlalu karena kantin yang semakin ramai, aku dan Sisil berpandang-pandangan. Aku mengeluarkan ponselku dan mencari info kontak nomor asing tersebut. Nihil, nomor itu tidak bernama asli, hanya menggunakan nama samaran Sang Pujangga Cinta dengan foto profil siluet pria bertopi.

"Makan ajalah yuk, rejeki pantang di tolak. Urusan identitas mah belakangan," ucap Sisil. Wajah sahabatku itu berbinar melihat makanan di atas meja. Karena lapar, aku pun menuruti perkataan Sisil dan mulai mengeksekusi makanan di depanku.

"Cie Vio punya penggemar misterius," goda Sisil di sela-sela mengunyah makanan. Aku memilih mengabaikannya dan terus melanjutkan aktivitasku.

***

Ting!

Lagi-lagi pesan dari nomor yang sama.

[Sayang, coba tengok jendela Sekret HMJ Paud. Ada tanda cinta dariku]

Segera kutunjukkan pesan itu pada Sisil, "Lo yakin ngga tau siapa ini?" Terbersit rasa curiga jika sahabatku itu sebenarnya tau.

Sisil menggeleng perlahan. Setelah melihat ia menghabiskan jus jambunya, aku menarik tangannya pelan. "Yuk ke Sekret, kita periksa."

Benar saja, tepat di balik jendela terlihat ada sekuntum bunga mawar berwarna merah segar.

"Sil, mawar Sil sama coklat!" mataku terbelalak. Melihat bunga dan coklat kesukaanku, hati ini menjadi berdebar.

Ting!

Dengan segera aku mengeluarkan ponselku.

[Bagaimana sayang, suka hadiahnya?]

Aku melihat berkeliling jika ada seseorang di dekat kami. Nihil, tidak ada siapapun.

'Darimana dia tau kalau aku udah ngeliat hadiah darinya? Bagaimana jika dia seorang stalker yang berniat buruk? batinku berbisik pelan. Rasa dingin menjalari punggungku.

Cukup sudah, sekarang aku ketakutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun