Tantangan menulis ke 29.
Sebulan ini saya memperhatikan ( secara tidak langsung ), tumbuh sebuah tanaman, setahu saya tanaman ini tanaman liar yang kadang saya lihat tumbuh di kebun-kebun, atau di tanah lapang tak terurus, kadang juga di tengah pematang sawah. Biasanya saya acuh saja terhadap tanaman ini.
Kali ini saya menemukan tanaman tersebut, ( terdapat fotonya di atas) berada di pojok halaman bersanding dengan pohon naga yang tumbuh subur.Â
Saya perhatikan pohon liar tersebut bertumbuh dengan baik dan terdapat banyak buah. Beberapa hari yang lalu secara iseng, saya coba memetik buahnya dan saya cicip, karena penasaran bagaimana rasanya ? Semoga saja bukan buah beracun hehe.Â
Begitu buah yang secara bentuk tidak menarik hati ini saya kupas dan saya gigit, astagfirullah rasanya sangat pahit padahal setelah dikupas lumayan menarik buahnya berwarna ungu.Â
Karna rasa pahit dan sepet di lidah, segera saya buang buah liar tersebut, dan membilas mulut dengan segelas air hangat karna ada kecemasan dalam hati, jangan-jangan saya salah mencoba-coba, bagaimana kalo beracun haduuh...
Buah liar ini akhirnya saya lupakan dan tidak saya gubris pertumbuhannya, hingga satu Minggu berlalu, eh rupanya dia semakin bertumbuh, buah-buah kecil tersebut mengelupas dipohon, pertanda dia telah matang.Â
Untuk kedua kalinya saya penasaran ingin mencicipi rasanya, terlintas dalam benak "oh mungkin karna kemaren masih mentah jadi rasanya pahit, mungkin sekarang rasanya manis" begitu pikir saya.
Akhirnya saya petik beberapa buah dan setelah mencucinya segera saya cicipi, hemm rasanya aneh, ada rasa manis tapi masih terdapat rasa sepet dan agak pahit. Semakin penasaran sebenarnya ini pohon apa ya namanya ?Â
Karena sedari kecil saya suka mencoba-coba dan memakan buah liar, jadi sayang kalo sekiranya buah ini tidak bisa dimakan hehe .Â
Akhirnya saya teringat kalo suami saya adalah orang yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas termasuk tentang tanaman. Setelah dia pulang kerja, segera saya tanyakan sambil saya membawa buah yang sudah saya petik dalam mangkok.
" Abang, adik mau tanya, ini buah apa ya ? Tuh pohonnya, sambil saya tunjuk tanaman yang tingginya hanya 2 meter saja, sengaja segera bertanya karna kalo ditunda pasti lupa.
"Oh ini namanya Senggani (Melastoma candidum) atau Keluruk. Senggani ini tanaman gulma tapi mengandung banyak manfaat. Adik ngerti gulma ? Tanya suami, setelah memberikan penjelasan singkat tentang tumbuhan yang saya tanyakan. Â Aku mengangguk tanda faham, padahal sih ya butuh mikir juga hehe. Â
Teringat dulu suami pernah berkata bahwa, akar alang-alang mengandung zat penghancur yang dapat menghancurkan sejenis penyakit tumor atau kanker, eh kok ke alang-alang sih? Iya karena ingat hal itu maka segera saya bertanya lebih lanjut pada suami.Â
"Abang, terus Senggani ini mengandung manfaat apa ? Tanya saya polos heheÂ
"Banyak, bisa untuk mengobati keputihan, bisa jadi pewarna makanan, bisa mengobati bisul, siapa tahu adek bisulan" iseng suami saya mengolok " iih dasar Abang sembarangan" saya merajuk.Â
Terus apa lagi Abang ? Tanya saya penasaran.
"Obat wasir, bisa untuk diare, dan memperlancar menstruasi. Oiya dek ini buahnya bisa dimakan kok. Dan kalo adik suka tuh daun yang muda adik boleh lalap, adik kan suka sama dedaunan, saingan sama kelinci haha.. suami saya ketawa sambil berdiri hendak pergi.
"Abang iseeng".
"Lagian adik, suami pulang bukan disambut, ambilkan air minum kek, buatin kopi kek, ini malah diajak diskusi. Lanjut nanti Abang mau mandi," seraya pergi sambil mengacak rambut saya.
Ups ishh iya yaa duh suami udah kerja seharian, istrinya ga peka aduuh . Maaf Abang, adik salah.
Duh pembaca. Episode tips manfaat Senggani kita lanjut pada episode yang akan datang, atau pembaca bisa konsultasikan keabsahan informasi kepada dokter terdekat. Babay udah dulu yaaa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H