Mohon tunggu...
Mawarni Saputri
Mawarni Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sy suka nyanyi, traveling, nonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teorib Attachment (Ikatan Emosional) yang dikemukakan oleh John Bowlby dan dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ainsworth

20 Januari 2025   13:50 Diperbarui: 20 Januari 2025   12:43 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

   

2. **Attachment Cemas Ambivalen (Ambivalent/Resistant Attachment)**: Anak-anak dengan attachment ini menunjukkan kecemasan berlebihan dan kesulitan menjelajah lingkungan. Mereka sering terikat pada pengasuh mereka, tetapi menunjukkan kecemasan yang tinggi saat pengasuh pergi dan sulit untuk merasa nyaman ketika pengasuh kembali, bahkan setelah mendapatkan perhatian.

3. **Attachment Menghindar (Avoidant Attachment)**: Anak-anak dengan attachment menghindar cenderung menunjukkan independensi berlebihan dan menghindari kontak emosional. Mereka tidak terlalu terpengaruh ketika pengasuh pergi atau kembali, cenderung tidak mencari kenyamanan atau kedekatan.

4. **Attachment Disorganisasi (Disorganized Attachment)**: Jenis attachment ini ditemukan pada beberapa anak yang menunjukkan perilaku kontradiktif dan bingung, seperti menghampiri pengasuh tetapi kemudian menghindarinya. Hal ini sering kali terkait dengan pengasuhan yang tidak stabil atau trauma.

### **Pengaruh Teori Attachment**:

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya hubungan emosional awal dalam perkembangan anak. Keamanan dan konsistensi dalam pengasuhan membantu membentuk dasar bagi perkembangan emosional yang sehat, rasa percaya diri, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang stabil di masa depan. Selain itu, pengalaman attachment juga dapat mempengaruhi cara seseorang mengatasi stres, berinteraksi dengan orang lain, dan menghadapi tantangan dalam hidup mereka sepanjang usia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun