Mohon tunggu...
Swasti
Swasti Mohon Tunggu... Lainnya - Swasti

Hari ini aku belajar dan berlatih merangkai kata, karena aku ingin menjadi seorang penulis kelak.

Selanjutnya

Tutup

Money

Performa Kinerja Ekspor di Indonesia

31 Maret 2017   18:00 Diperbarui: 1 April 2017   06:36 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.sloveniatimes.com/exports-up-6-imports-4-in-h1-y/y

Kegiatan ekspor merupakan salah satu komponen pembentuk pendapatan nasional (PDB) suatu negara, tak terkecuali negara kita Indonesia. Bersama dengan komponen Konsumsi, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah, aktifitas ekspor impor akan turut menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Identitas persamaannya:

                                                     Y = C + I + G + (X – M)

Sektor ekspor bisa dibagi menjadi dua: yakni ekspor non Minyak dan Gas (Migas) dan ekspor Migas.

Ekpor non migas menjadi tulang punggung perekonomian, melebihi ekspor migas, karena hal itu sudah menjadi kecenderungan (trend ) seiring dengan menipisnya cadangan energi yang terkandung di bumi pertiwi.

Terdapat data-data penunjang sebagai berikut:

Tahun:

2010:   US$  129.739

2011:  US$  162.019

2012:  US$  153.042

2013:  US$  149.918

2014:  US$ 145.960

Sedangkan menurut negara tutujan, ekspor non migas kita terbesar memiliki segmen pasar sebagai berikut:

Tahun 2014

Republik Rakyat Tiongkok (Negara China): US$  16.459

Amerika serikat (USA):                                    US$  15.857

Pemerintah akan mengklasifikasikan beberapa perusahaan eksportir terbaik, berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

  1. Tren eskspor yang meningkat
  2. Taat pajak
  3. Tidak memiliki masalah lingkungan (amdal yang tak abal)
  4. Memiliki manajemen tenaga kerja yang baik
  5. Bersih dari kegiatan illegal trading
  6. Tidak sedang terlilit kredit macet
  7. Tidak melanggar HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

Para ekportir yang handal adalah mereka yang memiliki karakteristik pemberani dalam bersaing di pasar global, di antaranya:

  1. Tidak sekadar jadi jago kandang,
  2. Tidak mengemis fasilitas bantuan pemerintah, bergerak sendiri, tanpa menunggu bantuan pemerintah
  3. Melakukan riset pasar dan riset persaingan sendiri
  4. Meluncurkan produk dengan starter yang berbeda dari pesaing (inovatif)
  5. Memiliki kualifikasi yang tak bisa disaingi kompetitior
  6. Berkesinambungan melakukan novasi
  7. Mengupayakan penguatan infrastruktur mutu, yang meliputi : standardisasi, akreditasi, sertifikasi, inspeksi

Sebuah  fakta menarik

Ternyata jenis barang yang kita ekspor belumlah tentu merupakan barang yang juga digunakan (dikonsumsi) di dalam negeri sendiri atau biasa disebut domestic consumption.

Bisa saja barang tersebut, diproduksi dalam negeri hanya untuk diekspor ke luar negeri.

Contohnya adalah mesin etanol, yang diproduksi oleh sebuah perusaan otomotif (PT TI), dengan tujuan negara Argentina.

Tak dinyana bukan?

Apakah ini berkaitan dengan hukum Say (Say’s Law) yang berbunyi: ‘Supply creates its own demand’? 

Bisa jadi.

                          --**NH**--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun