Uang di dompet menipis, tak ada alokasi dana untuk limun, martabak, dan pulsa.
“Aku harap kau mengerti Na, agar problemku tidak semakin multiple. Sabar ya, Na,” ujarnya lagi.
“Problem yang sistemiknih,” senyum Nadia merekah penuh maklum, senyum dikulum, namun tetap saja tak tertahan.
“Tapi tindak penghematan ini jangan membuatmu untuk relokasi cinta ya, sayang.," pesan sponsor Dio.
Nadia menggeleng keras. Toh, kini tak ada garis batas syak wasangka lagi. Makanya, Nadia berani membuat janji.
Kebijakan pengiritan ini memang menyeret pada penderitaan sejenak, tetapi ini adalah jalan terbaik.
Austerity is painful, but correct.
“Kalo perlu, besok kita menambang emas, ya ‘yang?” Dio menawarkan solusi.
“Jangan ekstrim,” peluk Nadia manja.
---*****---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H