Universitas Jember yang dikenal memiliki julukan Kampus Kebangsaan, merupakan Universitas besar yang berlokasi di Jawa Timur. Universitas Jember menjadi lembaga Pendidikan perguruan tinggi yang namanya sudah di kenal luas di Indonesia.Â
Sebagai perwujudan Tri Dharma perguruan tinggi Universitas Jember meluncurkan program tahunan nya KKN (Kuliah Kerja Nyata) sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Pandemi covid-19 tidak menyurutkan semangat mahasiswa Universitas Jember untuk mengabdi kepada masyarakat.Â
Adanya pademi covid-19 menyebabkan keterbatasan dalam kegiatan sosial, maka dari itu Universitas Jember sebagai wadah bagi Mahasiswa memfasilitasi Program KKN Back To Village III sebagai sarana pengabdian kepada  masyarakat. Program KKN Back To Village III dilaksanakan secara mandiri oleh mahasiswa dengan mematuhi protocol Kesehatan.
Mawar Sari Buana merupakan salah satu peserta KKN Back To Village III yang juga unjuk inovasi untuk memajukan UMKM di Desa sendiri. Sasaran yang dipilih oleh Mawar merupakan usaha mikro Produksi Krupuk Kulit Sapi di Desa Sringin, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.Â
Usaha Krupuk Kulit Sapi dipilih karena memiliki potensial yang besar untuk dikembangkan sebagai produk unggulan desa tuturnya.Â
Kegiatan yang dilakukan oleh Mawar dalam rangka mengembangkan inovasi dalam usaha Krupuk Kulit Sapi adalah dengan melakukan pelatihan pelatihan kepada pemilik usaha. Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh mitra/UMKM. Setelah melakukan identifikasi Mawar mulai Menyusun program kerja yang akan menjurus pada sasaran.
Usaha Krupuk kulit Sapi khusunya di Desa Sringin mulai berkembang pesat, banyak dari masyarakatnya memilih untuk mendirikan usaha produksi krupuk kulit sapi. Produksi Krupuk Kulit Sapi meningkat seiring dengan permintaan konsumen yang semakin tinggi.Â
Rasanya yang gurih dan renyah membuat krupuk kulit ini banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat.Â
Namun Pandemi covid-19 yang melanda saat ini menyebabkan, keterbatasan akses distribusi krupuk kulit terhambat. Hal tersebut menyebabkan penghasilan para pengusaha menurun drastic. Kondisi ini semakin diperburuk dengan, minimnya pengetahuan tentang manajemen dan pemasaran produk menggunakan media sosial.Â