Keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk mencari ilmu melalui didikan yang diterima melalui kedua orang tua anak. Jika tempat pertama yang digunakan anak untuk belajar tidak mendapatkan keharmonisan dan kenyamanan yang layak, maka hal itu tentu akan menjadi dampak bagi kesehatan mental yang juga berpengaruh pada sikap dan kepribadian anak.
Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa ketidakharmonisan keluarga akan berpengaruh pada kesehatan mental anak. Nyatanya, sebagian besar gangguan mental yang anak alami berasal dari lingkungan keluarga yang tidak harmonis. Contohnya seperti apabila orang tua beradu argumen dengan amarah di depan anak, melakukan tindakan kekerasan, kurangnya komunikasi yang terjalin, hingga terjadinya penceraian.
Adapun dampak ketidakharmonisan keluarga yang mempengaruhi sikap dan kepribadian anak diantaranya ialah, yang pertama, sikap anak akan menjadi murung. Ketika anak cenderung murung biasanya anak tersebut akan menjadi pendiam dan juga akan memendam perasaannya sendiri serta menutup diri dari orang lain. Ahli Psikolog juga telah mengatakan bahwa, ketika anak sudah memendam perasaanya sendiri dan menutup dirinya dari orang lain maka, hal tersebut membuat pikiran anak menjadi stres.
Yang ke dua, jika orangtua melakukan tindakan kekerasan di depan anaknya, maka hal itu akan mempengaruhi psikis yang juga berpengaruh pada kejiwaan anak. Anak akan memiliki sikap yang keras dan susah di atur, cenderung bersikap egois dan juga sulit mengontrol emosinya. Kemudian dampak ketiga yaitu ketika keadaan rumah tangga sangat kacau maka kemungkinan terburuk yang terjadi yaitu anak akan mengalami depresi dan trauma.
ketika anak sudah mengalami depresi maka, hal bahaya bisa saja dilakukan seperti kabur dari rumah, melukai dirinya sendiri, atau bahkan anak akan berpikiran untuk mengakhiri hidupnya karena depresi berat yang ia alami.
Kemudian jika anak mengalami trauma, hal itu akan berpengaruh terhadap masa depan anak. Misalnya, anak tidak lagi menginginkan pernikahan karena rasa takut jika ia memiliki keluarga yang tidak harmonis seperti keluarganya, anak juga akan sulit mempercayai orang lain, lalu kemungkinan terburuk adalah anak jadi takut untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Kesimpulannya, keharmonisan dalam keluarga mempengaruhi kesehatan mental pada anak. Keluarga seharusnya menjadi rumah dan tempat berpulang yang nyaman bagi anak. Karena rumah tidak selalu berbentuk bagungan, tetapi keharmonisan keluarga juga salah satu bentuk dari rumah tempat anak kembali berpulang. Jika tempat tersebut rusak, maka kesehatan mental anak juga akan terganggu. Karena itu, pernikahan bukanlah hal yang mudah. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pernikahan. Salah satunya yaitu mengenai kesejahteraan anak baik jasmani dan rohani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H