Mohon tunggu...
Mawar Hitam
Mawar Hitam Mohon Tunggu... -

Ingin mereka wujud dari yang tak berwujud

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bundaku Sayang, Bundaku Malang...

13 Februari 2012   07:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pecah sudah gelas kristal di kastil sang permaisuri

Meninggalkan darah bercucuran tak terbendung

Mengapa tanganmu begitu lunglai wahai sang maharani

Patah semangat seakan tak bertulang

Kemana perginya ketegaran sang bunda

Lambang kehidupan segala mahluk

Lenyap hilang tak berbekas rasa

Kilauan cahaya pada matamu yang congkak

Anak-anakmu makan tak berlauk

Menangisi bunda yang menunggu ajal

Merisaukan hari esok yang tak berjarak

Apabila karangan bunga tegak berjejal

Apa salah ayah berpulang

Mengapa bunda tak merestui

Menikam belati di hati yang malang

Ajukan diri tuk menemui

Lihatlah kami yang masih terpampang

Ajukan diri tuk menemanimu hingga nanti

Azab sengsara kami kan tanggung

Lahirkan harap cemerlang esok kan tercapai

Bundaku sayang, bundaku malang

Jangan bunda bersusah hati

Jadikan kami tonggak penopang

Bersatu hati kami mengabdi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun