Mohon tunggu...
Mawan
Mawan Mohon Tunggu... Lainnya - Birokrasi dan Enterpreneur

Iklhas Sabar Dan Syukur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Pilu Warga Wuryantoro Wonogiri 10 Tahun Menahan Derita

21 Mei 2015   23:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia Wajib Berusaha, Hak atas segalanya ada di tangan Tuhan..

Kawan..Ini tentang Kisah kehidupan seorang warga tak mampu yang selama 10 tahun menahan derita sakit yang tak kunjung sembuh karena tak mempunyai biaya untuk pengobatan. Namanya Dalimin, saat ini tinggal di sebuah rumah sederhana di Dusun Suwondo, RT 01 RW 09, Desa Gumiwang, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Sesaat melihatnya dengan perasaan sedih ku berharap bisa membantunya, mengurangi beban yang dirasakan selama ini. Gejolak hati dan keinginan untuk berupaya memberikan segala upaya, agar Dalimin bisa sembuh dari sakit yang di alami selama ini.

Di sebuah dusun yang cukup jauh dari keramaian kota, Dalimin menghabiskan masa tuanya. Selama ini pula dia menahan sakit. Jangankan untuk berobat ke rumah sakit, baginya untuk mencukupi kebutuhan makan saja cukup susah. Himpitan ekonomi yang semakin berat dirasakan Dalimin. Usia yang tak lagi muda dan produktif, tenaga yang tak lagi sekuat dulu, membuatnya hanya pasrah dengan keadaan yang menimpanya saat ini. Dan sakit itu pun terbiarkan selama 10 tahun.

Rumahnya sangat sederhana, rumah tua yang berlantaikan tanah dan memprihatinkan, jika hujan lebat tak sedikit air masuk ke rumah karena sebagian genteng bocor. Dia tak pernah mengeluh dengan hidupnya itu. Dia selalu mencoba mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan kepadanya, termasuk pula dengan sakit yang dideritanya selama ini.

[caption id="attachment_419190" align="aligncenter" width="300" caption="Kondisi Rumah Dalimin"][/caption]

Di rumah itulah, Dalimin tinggal bersama seorang istri, ibu, adik serta anak perempuannya. Saat ini adiknya pergi merantau untuk mencari nasib yang lebih baik. Dia pun tidak lepas dari tanggung jawab untuk menghidupi ibunda, anak dan istrinya. Namun apa daya, dengan sakit yang dideritanya saat ini, kewajiban itu pun seolah semakin berat untuk dilakukannya. Dan jika pun dia mendapatkan uang itu pun cukup sekedar terpenuhinya kebutuhan makan dia tidak lagi bisa berpikir bagaimana cara mengobati sakit itu.

14322242011573227793
14322242011573227793

Lihatlah, sakit yang disebut dengan Tumor Pipi itu dirasakannya selama hampir 10 Tahun. Semakin hari akan semakin membesar. Bayangkan jika itu dibiarkan begitu saja, apakah kemudian dia akan bisa bertahan dan bisa bahagia. Dia menceritakan, pernah melakukan operasi sepuluh tahun yang lalu dengan biaya yang tidak sedikit. Namun, setelah operasi kondisi tidak semakin membaik justru tumor itu semakin besar. Mestinya ini harus dilakukan tindakan operasi kembali, namun ketiadaan biaya yang membuat Dalimin pasrah.

Saat itu, biaya yang dihabiskan kurang lebih 40 juta. Dengan susah payah membanting tulang dengan kucuran keringatnya mencari biaya untuk operasi saat itu. Seolah sia - sia apa yang telah dilakukannya saat itu, hingga kini pun derita Tumor masih di alaminya.

143222432192464069
143222432192464069

Keinginan nya saat ini hanya satu, bisa berobat kembali dan sembuh dari derita itu. Harapan dan doa setiap hari kepada Tuhan, agar bisa hidup normal dan Tumor hilang dari wajah sendunya. Saat ini, ada kemudahan yang diberikan pemerintah melalui program BPJS, namun dia pun masih merasa cukup sulit dalam membayar iuran tiap bulannya. Sebab dalam Kartu Keluarga ada 4 orang yang wajib ditanggung iuran BPJS nya.

Saat ini, bersama perangkat Desa, RT, Kadus dan Camat akan berupaya membantu dan mencarikan solusi. Solusi yang bisa dilakukan rencananya adalah memecah Kartu Keluarga, sehingga dalam KK tersebut hanya Dalimin dan Istrinya yang tercantumkan. Hal ini agar tanggungan pembayaran iuran BPJS sedikit ringan yaitu hanya dua jiwa saja.

Kawan, apa yang kita cari dalam hidup ini? Yuk, berpikir sejenak merenung dan memaknai setiap hidup yang kita rasakan setiap hari. Setiap hari, waktu terus berjalan. Pagi datang, tiba - tiba siang dan tau - tau sore lalu malam tiba. Begitu seterusnya. Adakah kita menyadari bahwa setiap waktu kita tak pernah kembali, kita tak pernah akan merasakan hal yang sama seperti hidup hari ini. Itu akan berlalu !

Akankah berlalu begitu saja, apalagi berlalu dan tidak mempunyai makna apa - apa yang kita rasakan berlalu begitu saja. Padahal, waktu semakin berjalan. Kita semakin menua dan akhirnya kita pun akan menghadap-Nya untuk hidup selamanya di akhirat. Renungkan !

Dalimin, mungkin salah satu cara Tuhan menyampaikan pesan bagi kita semua. Pesan yang tak dipaksakan, pesan untuk mengetuk pintu hati manusia, umat-Nya. Pesan yang akan memberikan arti bagi kehidupan manusia selanjutnya, setelah meninggalkan dunia fana dan kembali kepada-Nya. Tinggal kita akan melakukan apa dengan pesan itu, biarkan kita lihat dan berlalu atau kita jadikan satu petunjuk bahwa itulah harapan Tuhanmu agar kita bahagia kelak di samping-Nya. Keputusan mu adalah sejarahmu ! Tuhan tidak pernah memaksamu !

Kisah ini, akan berlalu. Kisah ini akan membawa kebaikan jika kita mau membuka hati serta memaknainya sebagai sebuah upaya memberikan harapan bagi sesama manusia. Berdoa adalah kewajiban kita, berbagi itu butuh keberanian dan kerelaan hati. Jangan biarkan berlalu begitu saja, tanpa bermakna dalam hidup kita saat ini. Yuk, kita bantu bareng !!

Rekening :MANDIRI.137-00-111-00-118.BCA.84655-23456atas namaSEDEKAHROMBONGAN

Simak kisah lainnya di blog saya : www.mawanprobodipuro.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun