Saya termasuk orang yang telat mengetahui keberadaan dan perkembangan teknologi perinternetan alias gaptek.Â
Pasalnya, saya baru tahu dunia seluler lengkap dengan jaringan internetnya sejak tahun 1998. Itupun lantaran saya berkesempatan bekerja pada salah satu provider telepon seluler yang pertama pada masa itu.Â
Meski sudah familiar dengan dunia perinternetan waktu itu namun masih terbatas di tempat bekerja. Di lingkungan rumah ya masih tetap menggunakan telepon produk telkom (PSTN = Public Switched Telephone Network) untuk keperluan berkomunikasi.Â
Bahkan pada waktu itu bisnis wartel masih berjimbun bak jamur yang tumbuh di musim hujan. Sementara smartphone lengkap dengan beragam paket data yang ditawarkan belum sepopuler seperti saat ini.Â
Beragam produk sudah pernah dicobaÂ
Bekerja di provider telepon seluler pertama itu rupanya tidak bertahan lama. Semenjak keluar dari perusahaan dan memutuskan untuk Cul-culan Ngadek Dhewe (berdiri di kaki sendiri alias berwirausaha) saya kembali jarang mengakses internet namun masih tetap menggunakan telepon seluler untuk keperluan usaha.Â
Setelah sekian lama vakum dan kembali asing dengan dunia perinternetan, sejak tahun 2012 saya mencoba kembali mengasah kesukaan menulis di salah satu media online pertama sekaligus terkemuka saat itu.Â
Entah kalau sekarang mungkin sudah banyak media online dengan kualitas yang kurang lebih sama. Kartu SIM card yang saya gunakan untuk telepon seluler menggunakan produk provider IS sementara paket data internet menggunakan produk provider SF.Â
Untuk menyalurkan hasrat menulis, saya bekerja menggunakan netbook dengan layar display selebar 15 inch. Tulisan-tulisan saya masih berkisar pada catatan (reportase) wisata di berbagai pelosok tanah air khususnya yang ada di Jawa Timur.Â
Sementara untuk paket data internet, pihak provider SF sudah menyiapkan alat mungil pengakses jaringan internet yang dinamakan modem (modulator demodulator).Â
Netbook yang saya miliki berukuran kecil namun bandel bermerk A. Selama empat atau lima tahun berlangganan paket data internet produk SF terasa lancar-lancar saja. Namun tak lama kemudian terjadi penurunan kualitas jaringan.
Pihak provider SF mengirimkan notifikasi kepada setiap pelanggannya termasuk saya agar mengganti modem lama dengan modem produk SF baru yang diklaim lebih canggih.Â
Saya belain ngantre berlama-lama di kantor SF yang ada di Surabaya demi untuk mendapatkan modem baru secara gratis. Namun apa daya, dengan modem baru itu kualitas jaringan internet masih kurang bagus.Â
Saya sendiri juga heran karena beberapa tahun menggunakan paket data internet milik SF terasa lancar dan tak menemui kendala berarti.Â
Awalnya berselancar di dunia maya juga terasa nyaman dan baik-baik saja namun sesudah lima tahun berlangganan baru terasa kalau paket data internet produk SF itu akhirnya tidak cocok untuk saya.Â
Tak cocok dengan paket data internet SF bukan berarti langsung patah arang karena masih ada provider lain yang kabarnya menyediakan paket data internet dengan harga ramah di kantong sekaligus berkualitas bagus.Â
Passion traveling dan menuliskannya pada media online ternama di Indonesia tidak boleh berhenti gegara kualitas jaringan internet yang buruk (lemot), maka beralihlah saya ke provider lain.Â
Kali ini saya menggunakan paket data internet produk provider EP. Kata seorang teman yang pernah bekerja di provider EP, bahwa provider ini memiliki coverage area yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.Â
Lagian waktu itu pas ada promo, isi paket data internet dengan jumlah GB (giga byte) menggiurkan namun harga terjangkau. Sayangnya saya juga tidak begitu cocok karena paket data tidak bisa digunakan secara optimal dan acapkali saya harus keluar dari tempat persembunyian jiahahaha untuk mengakses signal.Â
Tak cocok dengan provider EP tak lantas menjadikan saya berhenti berinternet ria. Saya coba lagi menggunakan SIM card untuk mengakses layanan internet produk provider TS.Â
Lagi-lagi kata seorang teman, provider TS memiliki jaringan paling luas di tanah air tercinta ini. Boleh dibilang, coverage areanya tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.Â
Provider TS memasang anten-anten BTS (Base Transceiver Station) tersebar tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia namun juga di desa-desa, di daerah pelosok tak terkecuali di wilayah pegunungan.Â
Tak ada alasan buat saya untuk tidak mencobanya. Setelah memakainya sekian lama, kali ini saya terkendala bukan akses sinyal namun harga paket data yang ditawarkan.Â
Setelah saya pikir-pikir, akhirnya saya melirik kembali nomer handphone sendiri. Saya sudah puluhan tahun berlangganan SIM card pada provider IS ini.Â
Penggunaan paket data internet, tinggal mentransfer sejumlah pulsa lalu saya paketkan sendiri sesuai pilihan yang ditawarkan. Tentu saja saya memilih yang paket hemat.Â
Paket data internet yang tersedia pada provider IS ini, selain pulsa utama, user juga mendapat bonus kuota lokal dan pagi (01.00-06.00). Mungkin di provider lain juga menawarkan hal serupa namanya juga berkompetisi dalam layanan.Â
Kendala kenyamanan berinternet masih berkutat pada akses signal yang lemot. Dan itu terjadi pada hampir semua provider.Â
Marak wifi masuk perumahan wargaÂ
Ketika merebak pandemi Covid-19 dimana setiap warga negara wajib mengikuti disiplin ketat prokes 5M sehingga bekerja, beribadah, belajar dan berbagai aktivitas lain dilakukan dari rumah.Â
Selama bekerja dan belajar dari rumah itu, kebutuhan akan internet dan beragam hal yang terkait dengannya (smartphone, laptop dan lainnya) meningkat tajam.Â
Karena proses belajar mengajar atau meeting dengan karyawan tidak dilakukan dengan bertatap muka secara langsung melainkan secara virtual (daring = dalam jaringan) atau teleconference dengan aplikasi zoom (zoom meeting).Â
Selain provider (penyedia layanan) telepon seluler yang sudah ada, belakangan salah satu perusahaan telekomunikasi terbaik di negeri ini semakin memperluas jaringan internetnya.Â
Dengan produknya bernama IH WiFi menawarkan layanan paket internet berkualitas bagus dengan harga terjangkau.Â
Kalau para provider telepon seluler menggunakan teknologi gelombang radio maka provider IH merupakan layanan telekomunikasi yang memanfaatkan teknologi kabel fiber optik. Dengan teknologi ini pula, berbagai aktivitas komunikasi serta transfer data lebih minim risiko, dapat berfungsi maksimal dan minim gangguan.Â
Internet seolah sudah menjadi kebutuhan utama sehari-hari. Ya layaknya makan dan minum saja. Bangun tidur, orang tak lantas memeluk anak-istri atau menanyakan keadaan mereka melainkan pegang smartphone lengkap dengan saluran internetnya lalu up date status bersosmed ria.Â
Kami sementara ini masih memilih menggunakan jaringan internet dari provider telepon seluler. Memilih harga paket murmer, meski lemot-lemot dikit tak apalah yang penting bisa digunakan untuk WA an, akses youtube dan pastinya memosting artikel di Kompasiana jiahahaha. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H