Hidup di tengah masih merebaknya pandemi memang susah-susah gampang. Bak pepatah Jawa "ancik-ancik pucuk ing eri" (berdiri di atas duri). Salah membawa diri sedikit bisa berisiko dan fatal akibatnya. Setiap saat malaikat maut mengintai diri kita.Â
Menjaga diri dengan tetap berdisiplin ketat menaati protokol kesehatan (prokes) 5M hukumnya wajib. Sebagai manusia awam yang ingin hidup sampai 1000 tahun, rasa takut (kekhawatiran) kalau-kalau terinfeksi Covid-19 bahkan sampai ajal menjemput itu sebagai hal yang manusiawi. Meski demikian kita dianjurkan untuk rajin berikhtiar, tenang dan sabar.Â
Menurut Ibnu Sina atau masyarakat barat menyebutnya dengan Avicenna, bahwa ketenangan (tidak panik) adalah separuh dari pengobatan itu sendiri dan kesabaran adalah awal dari kesembuhan.Â
Kita diajarkan untuk tidak berputus asa dari Rahmat Allah dan tetap berikhtiar, artinya selain berdisiplin ketat menaati prokes 5M, kita dianjurkan untuk ikut program vaksinasi dan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat, suplemen makanan (multivitamin), rajin berolahraga dan berjemur di bawah sinar matahari langsung.Â
Indonesia merupakan negara yang kekayaan alamnya bukan saja berlimpah ruah namun juga berada di garis khatulistiwa di mana hampir sepanjang masa (meski musim hujan sekalipun) dilalui matahari.Â
Sekadar untuk kita ketahui bersama, bahwa sinar ultra violet atau ultra ungu (UV) yang berada pada pita gelombang 100 - 400 nm (nano meter) masih dibagi lagi menjadi UV A, UV B dan UV C dengan rincian yaitu : UV A = 315 - 400 nm, UV B = 280 - 325 nm dan UV C = 100 - 280 nm. Selengkapnya bisa dibaca di sini.Â
Kita tidak akan mengulas secara lebih dalam mengenai UV A dan C karena yang memberi pengaruh positif terhadap sistem imunitas tubuh terutama di tengah pandemi seperti sekarang ini ialah UV B.Â
Banyak orang dibuat takut dan panik dengan ganasnya Covid-19 sehingga sebagai upaya antisipasi (jaga-jaga) agar tak terinfeksi maka orang-orang tadi berburu obat di apotik yang kabarnya untuk terapi Covid-19.Â