Beberapa hari belakangan diberitakan angka terinfeksi positif Covid-19 secara nasional mencapai dua puluh ribu (20.000) lebih. Jumlah ini tentu sangat mengerikan.Â
Di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta sendiri ada sekitar tujuh ribu (7000) lebih pasien yang dirawat di sana. Sedangkan tingkat keterisiannya mencapai 89,03 persen. Sehingga satgas Covid-19 pusat menyebutnya sangat gawat karena menjadi angka tertinggi selama pandemi.Â
Pemerintah menginstruksikan proses percepatan vaksinasi agar tercapai herd immunity (kekebalan komunal) dengan target 1 juta vaksin setiap harinya.Â
Pemerintah pusat dan daerah juga menerapkan kebijakan menutup tempat-tempat yang memungkinkan menimbulkan kerumunan orang. Salah satunya tempat wisata.Â
Bicara soal sektor pariwisata (baik lokal maupun internasional) di tengah masih merebaknya pandemi tentu mengalami penurunan signifikan.Â
Tak pelak lagi sebagian masyarakat di tanah air hasrat berwisatanya menjadi terbatasi gegara banyak objek wisata ditutup.Â
Selain itu, masing-masing warga juga tidak berani keluar rumah dengan alasan menaati protokol kesehatan, dua poin terakhir yakni "mengurangi mobilitas" dan "menghindari kerumunan massa".Â
Agar tidak stres karena terlalu lama terkungkung di rumah (beraktivitas tidak seleluasa sebelum merebak pandemi), sebagian orang tak terkecuali kami mulai melirik tempat-tempat yang sebenarnya kurang pas disebut sebagai objek wisata namun bisa menjadi alternatif pelepas kepenatan akibat pandemi yang tak kunjung usai.Â
Kini, ketika objek wisata utama ditutup, sebagian masyarakat mulai melirik tempat-tempat tersebut.Â
Kalau kami yang tinggal di Gresik (Jatim) ini tempat terdekat dengan rumah yang pas dikunjungi sebagai alternatif pelepas kepenatan ya sentra tanaman hias yang berlokasi di Desa Miru, Kedamean-Gresik (Jatim).Â
Beragam tanaman hias bisa kita temukan di desa ini. Pantas saja bila sebagian masyarakat sekitar menjuluki Desa Miru sebagai "Desa Seribu Bunga".
Tanaman hias dari berbagai jenis seperti beragam anggrek, pachipodium, aglaonema, adenium, anthurium, sanseviera, kaktus-kaktusan, bibit beragam buah, beragam palem, rumput-rumputan, beraneka ragam tanaman hias yang belakangan ini sedang naik daun seperti caladium, calathea, monstera, alocasia serta masih banyak lagi jenis tanaman hias lainnya, baik yang menghasilkan bunga berwarna-warni menarik maupun yang tidak.Â
Kini keadaan sentra bunga Desa Miru berbeda dengan lima tahun silam. Jalan desa yang lebarnya kurang lebih 12 meter sudah mulus karena dicor dengan beton pra tekan sehingga semua kendaraan yang melintas di jalan desa itu akan berjalan nyaman, tidak bergelombang seperti sebelumnya.Â
Hampir di setiap halaman rumah-rumah warga Desa Miru terpajang tanaman hias dari berbagai jenis. Para pengunjung dari daerah lain bisa menyegarkan mata dan pikiran setelah memandangi beragam tanaman hias yang berwarna indah dan pastinya menarik.Â
Lihat-lihat thok dan nggak beli ya nggak masalah yang penting tidak merusak apalagi mencuri he..he..he..Â
Jadi kalau sedang berkunjung ke sana nggak perlu khawatir kelaparan karena sebagian pemilik lapak tanaman hias juga berjualan makanan murmer seperti bakso, mi ayam dan makanan-makanan murmer lainnya.Â