Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Desa Seribu Bunga" di Gresik Jadi Alternatif Berwisata di Kala Pandemi

26 Juni 2021   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2021   13:49 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini, ketika objek wisata utama ditutup, sebagian masyarakat mulai melirik tempat-tempat tersebut. 

Kalau kami yang tinggal di Gresik (Jatim) ini tempat terdekat dengan rumah yang pas dikunjungi sebagai alternatif pelepas kepenatan ya sentra tanaman hias yang berlokasi di Desa Miru, Kedamean-Gresik (Jatim). 

Beragam tanaman hias bisa kita temukan di desa ini. Pantas saja bila sebagian masyarakat sekitar menjuluki Desa Miru sebagai "Desa Seribu Bunga".

Tanaman hias dari berbagai jenis seperti beragam anggrek, pachipodium, aglaonema, adenium, anthurium, sanseviera, kaktus-kaktusan, bibit beragam buah, beragam palem, rumput-rumputan, beraneka ragam tanaman hias yang belakangan ini sedang naik daun seperti caladium, calathea, monstera, alocasia serta masih banyak lagi jenis tanaman hias lainnya, baik yang menghasilkan bunga berwarna-warni menarik maupun yang tidak. 

Dokumentasi Mawan Sidarta
Dokumentasi Mawan Sidarta
Harganyapun sangat bersahabat mulai dari beberapa ribu rupiah per polibagnya hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah tergantung seberapa kuat isi kocek kita. 

Kini keadaan sentra bunga Desa Miru berbeda dengan lima tahun silam. Jalan desa yang lebarnya kurang lebih 12 meter sudah mulus karena dicor dengan beton pra tekan sehingga semua kendaraan yang melintas di jalan desa itu akan berjalan nyaman, tidak bergelombang seperti sebelumnya. 

Hampir di setiap halaman rumah-rumah warga Desa Miru terpajang tanaman hias dari berbagai jenis. Para pengunjung dari daerah lain bisa menyegarkan mata dan pikiran setelah memandangi beragam tanaman hias yang berwarna indah dan pastinya menarik. 

Lihat-lihat thok dan nggak beli ya nggak masalah yang penting tidak merusak apalagi mencuri he..he..he.. 

Lapak bunga juga dilengkapi warung kuliner (kafe)(Dokumentasi Mawan Sidharta)
Lapak bunga juga dilengkapi warung kuliner (kafe)(Dokumentasi Mawan Sidharta)
Sebagian warga di sana juga semakin kreatif, mereka berinisiatif melengkapi lapak tanaman hiasnya dengan warung kuliner (kafe). 

Jadi kalau sedang berkunjung ke sana nggak perlu khawatir kelaparan karena sebagian pemilik lapak tanaman hias juga berjualan makanan murmer seperti bakso, mi ayam dan makanan-makanan murmer lainnya. 

Melihat-lihat tanaman hias, bila capek bisa nongkrong sejenak di warung kuliner yang ada (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Melihat-lihat tanaman hias, bila capek bisa nongkrong sejenak di warung kuliner yang ada (Dokumentasi Mawan Sidarta)
  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun