Sudah hampir dua tahun pandemi masih merebak dan tak kunjung reda. Berbagai sektor menjadi lumpuh karenanya.Â
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan khususnya Pemerintah Republik Indonesia mewajibkan setiap warganya agar menerapkan disiplin ketat protokol kesehatan (prokes) 5M, yaitu : memakai masker, menjaga jarak (physical distancing), mencuci tangan menggunakan sabun atau bahan desinfektan lain dengan air mengalir selama minimal 20 detik, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan massa (social distancing).Â
Dua poin prokes yang saya sebut belakangan dampaknya tidak hanya berimbas pada lumpuhnya berbagai sektor penting di negara ini serta kehidupan negara-negara di belahan dunia lainnya namun juga dunia percopetan mungkin akan terkena imbasnya.Â
Tukang copet atau yang dalam Bahasa Madura disebut "the pick pocket" dan semacamnya, yang biasa beroperasi di tengah kerumunan atau keramaian mungkin omzetnya menurun drastis.
Akibat negara mewajibkan setiap warganya menaati disiplin ketat prokes 5M terutama 2 poin terakhir sehingga mobilitas warga dan keramaian berkurang signifikan alias menurun drastis.Â
Harus diakui, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, apalagi kini telah santer terdengar kabar tentang Varian Delta dari India yang dipercaya sangat mudah menular dan menyebar serta lebih mematikan itu, tak pelak menjadikan sebagian warga masyarakat menjadi "keder" dan ngeri dibuatnya.Â
Ketika mobilitas (pergerakan) orang berkurang secara signifikan dan tempat-tempat orang berkerumun seperti tempat wisata, pasar tradisional, pasar malam, orang punya hajatan, aktivitas orang di terminal dan stasiun (termasuk dalam angkutan kota dan moda transportasi lainnya) serta berbagai keramaian lainnya menurun drastis, logikanya tukang copet atau penjambret juga mengalami penurunan karena sawah-ladang tempat menggantungkan hidup (habitat) mereka dirusak oleh Covid-19 jiahahaha.Â
Tukang copet, para pejambret dan maling kelas teri lainnya menjadi kebingungan. Di mana lagi mereka harus beroperasi karena lahan mereka berkurang drastis akibat disiplin ketat prokes 5M.Â
Meski demikian kita tidak boleh menganggap remeh logika tersebut. Karena boleh jadi di saat mobilitas dan kerumunan orang berkurang cukup signifikan namun justru di sudut-sudut (tempat) lain para tukang copet tersebut lebih leluasa menunjukkan aksinya dalam beroperasi.Â
Untuk itu, kita harus tetap waspada dan jangan marlena eits..maksud saya terlena. Setiap tindak kriminal apakah itu aksi pencopetan dan berbagai aksi kejahatan lain bisa terjadi karena ada kesempatan. Waspadalah..waspadalah..!Â
Beberapa cara agar terhindar dari aksi pencopetanÂ