Pandemi Covid-19 memang tak pandang buluh. Tidak berperikemanusiaan karena memang pelakunya bukan manusia melainkan virus corona dengan beragam variannya.Â
Hidup di tengah pandemi yang penting jangan lupa protokol kesehatan (prokes). Pinjam kelakarnya ustaz Yusuf Mansur taat prokes 3 M. Apa itu? macul, macul dan macul jiahahaha.Â
Maksud yang sebenarnya, masyarakat saat berlebaranpun tetap harus mengikuti disiplin ketat prokes 5M yaitu : mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker.Â
Meski pandemi masih merebak dan belum kunjung usai namun tali silaturahmi (silaturahim) harus tetap dijaga.Â
Islam mengajarkan bahwa tali silaturahmi (hubungan/ikatan persaudaraan) perlu dijaga dan dipelihara agar tercipta ukhuwah islamiyah yang kokoh.Â
Gegara pandemi akhirnya pemerintah melarang segenap warga masyarakat untuk mudik ke kampung halaman masing-masing. Sehingga menghalangi mereka bersilaturahmi secara langsung dengan orang tua, sanak-saudara dan kaum kerabat lainnya.Â
Meski tidak bertatap muka secara langsung namun bersilaturahmi bisa dilakukan secara virtual (online) menggunakan aplikasi smartphone tertentu (misalnya : whatsapp) lengkap dengan saluran internetnya.Â
Toh tidak kehilangan esensinya untuk tetap mempererat hubungan persaudaraan (tali silaturahmi) antar sesama anggota keluarga dan sanak-saudara lainnya.Â
Meski mudik jarak jauh dilarang pemerintah namun sebagian masyarakat yang bermukim di kawasan tertentu, yang relatif aman dari pandemi (daerah terkendali/zona hijau) bisa saja bersilaturahmi dengan cara anjangsana satu sama lain, saling kunjung-mengunjungi secara langsung (offline) atau yang dikenal dengan istilah unjung-unjung. Yang penting tetap menerapkan disiplin ketat prokes 5M. Â
Biasanya nih, unjung-unjung kurang afdol tanpa saling berbagi amplop lebaran (angpao) dan pastinya menikmati beragam makanan dan minuman yang disediakan oleh tuan rumah. Yang perlu diingat, kita enggak boleh kalap lalu membantai habis makanan dan minuman yang disediakan.Â
Bagi-bagi angpao atau menjamu para tetamu yang hadir termasuk bersedekah atau berinfak di sisi lain juga mempererat tali silaturahmi. Pahala sedekah dapat, pahala silaturahmi (ukhuwah islamiyah) juga dapat.Â
Dengan rajin bersedekah akan menghindarkan kita dari balak bencana dan keburukan-keburukan lainnya serta diganjar Allah dengan pahala berlipat.Â
Ayat suci Al-Quran dan hadis nabi tentang silaturahmiÂ
Berikut ini firman Allah tentang betapa pentingnya menjaga tali silaturahmi.
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (QS. Al-A'raf:199).Â
"Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah swt perintahkan supaya dihubungkan (Yaitu mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan)." (QS. Ar Ra'du : 21).Â
Menyambung tali silaturahmi akan diluaskan rizkinya oleh Allah SWT. Seperti sabda Rasulullah Muhammad SAW yang berbunyi : "Siapa saja yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan pengaruhnya, maka sambunglah tali persaudaraan" (HR. Al-Bukhari dan Muslim).Â
Sementara itu barang siapa yang sengaja memutuskan tali silaturahmi (ikatan persaudaraan) akan diganjar Allah langsung di dunia maupun di akhirat. Seperti sabda Rasulullah Muhammad SAW yang berbunyi : "Tidak ada dosa yang pelakunya lebih layak untuk disegerakan hukumannya di dunia dan di akhirat daripada berbuat zalim dan memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi).Â
Hal itu juga ditandaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW : "Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka sambunglah tali silaturrahmi" (HR. Al-Bukhari). Sabda Rasulullah Muhammad SAW lainnya : "Tidak ada dua orang muslim yang bertemu kemudian bersalaman kecuali dosa keduanya diampuni oleh Allah swt sebelum mereka berpisah". (HR. Tirmidzi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H