Masjid Jamik PenelehÂ
Dalam perjalanan spiritualnya setelah bermukim di kawasan Kembang Kuning dan mendirikan masjid yang kemudian bernama Masjid Rahmat, Sunan Ampel melanjutkan perjalanan syiar Islamnya dan kemudian berhenti di suatu perkampungan yang kini bernama Kampung Peneleh Surabaya.Â
Pada tahun 1800 an masjid ini mengalami perbaikan oleh Pemerintah Belanda yang kala itu bercokol di Surabaya. Gaya arsitekturnya kabarnya mirip dengan Gedung Negara Grahadi yang ada di Jalan Gubernur Suryo Surabaya.Â
Dalam masjid terdapat tiang-tiang (soko guru) dari kayu jati berkualitas, berukuran besar dan kokoh. Sementara bagian mihrabnya terlihat unik karena berbentuk silinder, menyerupai tandon air.Â
Masjid Agung Sunan AmpelÂ
Rupanya perjalanan religi Sunan Ampel tidak berhenti sampai di kampung Peneleh saja. Beliau bersama para pengikutnya masih melanjutkan syiar Islam hingga berhenti dan menetap di sebuah perkampungan yang bernama Ampel Denta yang kini bernama kawasan Jalan KH. Mas Mansur.Â
Sunan Ampel juga mendirikan pesantren dengan santri yang tersebar dari berbagai penjuru tanah air bahkan dari mancanegara juga ada.Â
Tiang-tiang penyangga masjid berasal dari kayu jati bundar, kokoh dan berukuran sangat besar. Masih tetap dipertahankan seperti saat dibangun pertama kali oleh beliau dan pengikutnya.Â