Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Beberapa Masjid Warisan Sunan Ampel yang Diyakini Mustajabah

30 April 2021   16:41 Diperbarui: 30 April 2021   16:58 3237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilar-pilar (soko guru) di dalam Masjid Jamik Peneleh Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Sementara itu di Lamongan bisa kita temukan pusara Sunan Drajat dan di Tuban ada pusara Sunan Bonang. 

Sunan Ampel yang bernama lain Raden Ahmat Rahmatullah atau Raden Rahmat dikenal sebagai bapaknya para wali karena dari perkawinan beliau dengan dua istrinya (Dewi Condrowati dan Dewi Karimah versi lain Karomah) lahirlah para raja dan sunan, diantaranya Sunan Bonang dan Sunan Drajat. 

Masjid Rahmat 

Masjid Rahmat konon dulunya merupakan sebuah surau (langgar / mushola) kecil yang dibangun Sunan Ampel dalam semalam. 

Masyarakat sekitar kawasan Kembang Kuning tidak mengetahui keberadaan surau itu, tiba-tiba ada begitu saja sehingga dinamakan masjid tiban. 

Bagian dalam (interior) Masjid Rahmat Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Bagian dalam (interior) Masjid Rahmat Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Dari tahun ke tahun surau yang dulunya terbuat dari bilik bambu akhirnya mengalami renovasi dan dijadikan masjid. Masjid Rahmat kecil berdiri sekitar tahun 1950 an sedangkan bangunan yang ada saat ini dibangun pada tahun 1963 dan berulang kali mengalami perbaikan hingga sekarang. 

Di dalam kompleks Masjid Rahmat terdapat pemancar (stasiun) radio bernama Radio Yasmara Surabaya yang biasa mengumandangkan adzan sebagai patokan masjid-masjid lain di Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya. 

Kusen dan daun pintu masjid dibuat dari kayu jati berkualitas bagus (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Kusen dan daun pintu masjid dibuat dari kayu jati berkualitas bagus (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Masjid Rahmat terletak di kawasan Kembang Kuning atau yang sekarang bernama Jalan Chairil Anwar Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan masjid ini sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang. 

Bukti kekunoan atau benda-benda tertentu yang menjadi peninggalan Sunan Ampel nyaris tidak ditemukan di dalam kompleks Masjid Rahmat Surabaya. 

Masjid Rahmat Surabaya dicanangkan sebagai bangunan cagar budaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Masjid Rahmat Surabaya dicanangkan sebagai bangunan cagar budaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Tidak jauh dari lokasi masjid terdapat pusara Ki Kembang Kuning atau Ki Ageng Wiroseroyo yang merupakan mertua Sunan Ampel. 

Gaya arsitektur Masjid Rahmat sepintas terlihat biasa. Di dalam masjid (interior) terdapat pilar-pilar beton berukuran besar dan merupakan bangunan baru. Daun pintu dan kusen terbuat dari kayu jati berkualitas bagus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun