Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

"It's Now or Never" Elvis Presley hingga "Lailatul Qadar" Bimbo Menjadi Booster Berpuasa Ramadan

22 April 2021   08:47 Diperbarui: 23 April 2021   20:29 3357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar memainkan ukulele, sebuah ilustrasi (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Bila ditelusuri lebih lanjut, berdasarkan peta silsilah keluarga besar, saya ini termasuk keturunan dari orang-orang yang punya jiwa seni. 

Almarhum Bapak, semasa mudanya suka bermain gitar. Meski tidak secara khusus menggabungkan dirinya ke dalam grup atau kelompok musik tertentu namun saya tahu persis beliau pintar bermain gitar. 

Sedangkan almarhum embah (kakek) menurut cerita dari almarhum Bapak dulunya memang personil kelompok musik keroncong. Adik-adik almarhum Bapak atau saya biasanya menyapa mereka dengan panggilan paklik dan bulik itu juga pintar memainkan alat musik, khususnya gitar. 

Bulik (adik almarhum Bapak) semasa mudanya pernah tergabung ke dalam grup musik dangdut. 

Mengalir darah seni 

Pendek kata, di dalam anggota keluarga besar kami mengalir darah seni. Saya termasuk yang berbeda. Saya tidak bisa memainkan satu alat musikpun. 

Waktu kami masih berusia muda, saya masih duduk di bangku SMA sedangkan paklik dan bulik belum berkeluarga, kebetulan kala itu paklik-bulik punya beberapa alat musik sendiri, seperti gitar elektrik (melodi), gitar akustik, bas gitar elektrik dan ketipung. 

Kami sering berlatih dangdutan bersama, saya memainkan ketipung tapi dalam posisi terbalik (ngidal), tidak seperti pemain ketipung pada umumnya. Paklik-bulik tertarik dengan bakat saya. Setiap ada kesempatan, terutama malam hari ketika tidak ada ujian atau PR biasanya kami berlatih dangdutan. 

Setelah kami semua berkeluarga, hobi bermusik itu akhirnya memudar. Saya tidak sempat melanjutkan debut karir sebagai pemain ketipung begitu pula dengan anggota keluarga besar lainnya termasuk paklik-bulik. 

Obsesi saya untuk menjadi pemain ketipung handal nan profesional pada akhirnya pupus di tengah jalan. Saya gagal meniti karir di bidang seni yang nantinya pantas disebut seniman malah jadi senewen he..he..he.. . 

Gagal menyandang gelar sebagai seorang seniman tak lantas menjadikan saya keder apalagi minder. Saya haqul yakin bahwa di dalam diri saya masih mengalir darah seni meski pada kenyataannya saya tidak bisa memainkan alat musik atau bernyanyi secara profesional. 

Setidaknya saya masih interest (berminat) dengan berbagai hal yang berkaitan dengan seni seperti mendengarkan lagu-lagu atau bidang seni lainnya, yaitu seni membuat catatan-catatan sederhana di Kompasiana he..he..he.. . 

Download lagu-lagu yang pernah hits di masanya 

Screenshot laman Mi Browser (Dokumentasi Mawan Sidarta/diambil dari brainly.co)
Screenshot laman Mi Browser (Dokumentasi Mawan Sidarta/diambil dari brainly.co)
Asal tahu saja, di dalam smartphone yang sederhana ini tersimpan ratusan lagu yang pernah populer di masanya. Sengaja saya download untuk hiburan yang setiap saat bisa diputar bila diperlukan. 

Saya tidak mengkhususkan diri pada genre musik tertentu. Beragam jenis musik saya sukai. Mulai dari dangdut, keroncong, langgam, jazz, rock, pop, pop kreatif dan musik tradisional. 

Terus terang saja kalau musik seriosa saya kurang suka. Bagi saya yang penting pas di telinga (enak didengar) karena alunan merdu suara penyanyi dan musik yang mengiringinya. 

Saya menyukai tembang-tembang lawas yang dibawakan penyanyi barat maupun dalam negeri. Lagu-lagu lama yang sebagian orang menyebutnya dengan istilah oldies atau evergreen. 

Kalau oldies mancanegara biasanya saya putar lagu-lagu dari suara merdu Elvis Presley dengan beberapa lagu topnya yang bertitel :  It's Now or Never, Love Me Tender, Are You Lones Some to Night. 

Matt Monro yang bersuara berat dengan beberapa tembang manisnya antara lain bertajuk : Walk Away, For Mama, From Russia With Love. 

Sementara Andy Williams yang menurut saya suaranya mirip Bung Koes Hendratmo melantunkan beberapa lagu yang ngehits di zamannya yaitu : Love Story, Speak Softly Love, Sweet Memories. 

Tom Jones dengan hitsnya : I'll Never Fall in Love Again. Suara merdu dan berat Nat King Cole dengan lagunya : Pretend, Monalisa, When I Fall in Love. 

Strangers in The Night, Killing Me Softly yang pernah populer di masanya jadi andalan Frank Sinatra dan masih banyak lagi. 

Sementara dari dalam negeri ada Lilis Suryani dengan Tiga Malam dan Seruling Bambu. Emilia Contessa dengan Mimpi sedih dan Angin November. Widyawati melantunkan suara merdunya dengan lagu berjudul Romi dan Yuli dan Kemuning. 

Broery Pesolima menyanyikan lagu Bougenville, Bob Tutupoly dengan lagunya berjudul Widuri. Kris Biantoro membawakan lagu Mungkinkah, Titik Puspa dengan lagunya Bing dan Kupu-kupu Malam dan masih banyak lagi. 

Lagu-lagu hits yang pernah dibawakan almarhum Chrisye, almarhumah Andi Meriem Matalatta, Ermy Kulit, Vina Panduwinata, Harvey Malaiholo, Utha Likumahuwa, Vonny Sumlang, Ruth Sahanaya, Titi DJ, Kris Dayanti dan masih banyak lagi sederet nama penyanyi top di masa itu juga saya sukai. 

Genre musik langgam dan keroncong tak ketinggalan. Untuk musik bergenre keroncong biasanya saya putar lagu-lagu ngetop yang pernah di senandungkan oleh almarhum Cak Mus Mulyadi antara lain yang bertajuk : Dewi Murni, Bimbang di Hati, Rek Ayo Rek, Lenggang Surabaya, Keroncong Jauh Sudah. 

Mbakyu Waldjinah dengan suara khasnya membawakan tembang-tembang langgam, antara lain berjudul : Kencono Katon Wingko, Loro Bronto, Ee..Jamune dan lainnya. 

Tembang religi kelompok musik Bimbo 

Daftar lagu Bimbo (screenshot Dokumentasi Mawan Sidarta)
Daftar lagu Bimbo (screenshot Dokumentasi Mawan Sidarta)
Lagu-lagu yang dibawakan oleh kelompok musik Bimbo bagi saya memiliki kesan dan nilai tersendiri. Sekadar untuk diketahui, grup musik Bimbo didirikan pada tahun 1967. 

Kelompok musik ini berasal dari kota kembang, Bandung. Grup musik ini memiliki beberapa personil yaitu : Sam, Jaka, Acil dan Lin Parlina. 

Beberapa lagu yang pernah dipopulerkan oleh grup Bimbo antara lain : Flamboyan, Balada Seorang Biduan, Adinda, Cinta Terlarang, Sendiri Lagi, Kemuning dan masih banyak lagi. 

Bimbo sangat populer di tengah masyarakat kita pada sekitar tahun 1980 an sampai 1990 an. Banyak lagunya bernafaskan religi dan dirilis berbarengan dengan datangnya bulan suci Ramadan. 

Beberapa lagunya yang temanya berkaitan dengan keagungan Tuhan dan mulianya Ramadan, antara lain : Tuhan, Setiap Habis Ramadan, Lailatul Qadar, Sajadah Panjang, Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya. 

Tidak menunggu Ramadan, setiap saat saya bisa memutar lagu-lagu Bimbo kalau menginginkan karena saya memang suka dan memfavoritkan lagu-lagunya. 

Mendengarkan lagu, apalagi kalau itu lagu favorit (kesukaan) saat sedang menunaikan ibadah puasa Ramadan tentu tidak menjadi masalah dan boleh-boleh saja asalkan lagu tadi tidak mengandung maksiat yang nantinya akan mengurangi atau bahkan membatalkan ibadah puasa yang sedang kita jalankan. 

Memutar lagu secara psikis membuat orang menjadi hepi (bahagia). Kondisi kejiwaan yang demikian menjadi obat mujarab selain sistem imun tubuh yang prima terutama di tengah merebaknya pandemi seperti sekarang ini. 

Apa jadinya bila kita berpuasa ketika pikiran sedang tidak hepi. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kelancaran puasa yang kita lakukan. 

Semua lagu favorit terutama hasil karya gemilang grup musik Bimbo yang bertemakan religi yang biasa diperdengarkan saat Ramadan bukan saja enak didengar dan menjadikan pendengarnya merasa hepi. Di sisi lain bisa menjadi booster meningkatkan keimanan kita akan keutamaan berpuasa, dahsyatnya Lailatul Qadar dan keagungan Tuhan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun