Berlarian ke sana kemari, bermain bola, bersepeda atau bahkan bersama teman sebayanya berbecak ria dengan mengayuh becak mini, bagi mereka tentu terasa hepi dan menghadirkan keseruan tersendiri.Â
Klotekan, membangunkan orang untuk sahurÂ
Sekarang bunyi mercon dan bermain klotekan mulai jarang terdengar. Mungkin karena sebagian orang sudah semakin sadar dan realistis bahwa membunyikan mercon sejatinya hanya menghamburkan uang.Â
Sebagian anak-anak di daerah saya kini mengganti mercon dengan bermain basoka-basokaan.Â
Cara membuat permainan ini dengan merangkai puluhan kaleng bekas kemasan rokok hingga menyerupai pipa (peluncur) basoka. Lalu dipasang pemantik korek gas. Sebagai bahan mesiunya digunakanlah spiritus.Â
Sebelum menekan triger (pemantik) spiritus yang sudah dimasukkan ke dalam pipa basoka terlebih dulu dikocok-kocok. Baru setelah itu tombol triger ditekan dan keluarlah bunyi letusan yang cukup keras dan mengagetkan siapa saja yang berada di dekatnya.
Apalagi kini masih merebak pandemi yang entah kapan usainya. Tokoh dan warga masyarakat mungkin akan melarang anak-anak berkerumun untuk bermain klotekan dengan alasan untuk menghindari transmisi Covid-19.Â
Lagian sekarang zaman sudah serba digital. Alarm di smartphone bisa disetel sesuai jam (waktu) yang diinginkan agar seseorang bisa bangun malam untuk makan sahur.Â
Peran announcer di langgar (musholla) atau masjid yang dengan setia berteriak-teriak membangunkan orang-orang untuk makan sahur juga semakin jarang terdengar.Â
Mungkin mereka mulai malas dan juga berpikir realistis bahwa bangun di tengah malam untuk makan sahur bisa dilakukan secara mandiri tergantung niat seorang muslim untuk menunaikan ibadah puasa.Â
Kalau toh perlu bantuan, cukup dengan menggunakan bunyi alarm smartphone saja.Â