Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jajanan Simpel dan Bergizi Itu Bernama Kue Rangin

27 Maret 2021   21:45 Diperbarui: 4 April 2021   05:26 2880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seperti ini penampakan kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Tak bisa dipungkiri bila di musim hujan seperti sekarang ini, di mana keadaan suhu atau cuaca sekitarnya terasa dingin, maka secara alamiah orang terdorong untuk lebih suka makan. 

Karena makanan merupakan sumber energi yang menghasilkan kalori (energi panas) yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas di tengah cuaca (suasana) dingin tadi. 

Hujan-hujan begini, bawaannya perut terasa lapar melulu. Orang Jawa bilang "udan-udan ngene nggarakno weteng luwe ae" (hujan-hujan seperti ini bikin perut terasa lapar saja). 

Berbeda di saat musim kemarau, apalagi bila sedang memasuki kemarau panjang, yang namanya keinginan (hasrat) untuk minum lebih besar daripada makan. Lebih sering mengonsumsi minuman di kala suasana sekitarnya terasa gerah (panas). Pada keadaan seperti itu tubuh kita secara alamiah membutuhkan asupan air minum lebih banyak. 

Kue rangin sudah matang siap untuk dinikmati (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Kue rangin sudah matang siap untuk dinikmati (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Nah, suasana dingin seperti ini, mumpung diri ini lebih berhasrat untuk makan, bagaimana kalau kita berburu jajan (kue) tradisional. Tentu saja yang murah meriah (murmer) dan sehat bergizi. 

Sebab, apapun nama makanannya yang penting halal dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Mengonsumsi makanan sehat apapun jenis makanannya di tengah pandemi seperti sekarang ini memang sangat diperlukan. 

Yap, bagaimana kalau Kue Rangin kita jadikan target buruan kita. Kue rangin termasuk kue tradisional yang murmer dan bergizi. Sayangnya tidak gampang menemukan kue yang satu ini meski sebenarnya bukan termasuk kue langka. 

Menunggu pesanan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Menunggu pesanan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Entah dari mana asal kue rangin itu. Di Jawa Timur juga banyak kita temukan kue rangin. Kabarnya nih, kalau di Jakarta ada semacam kue rangin tapi bernama kue rangi (tanpa huruf N). Orang Jakarta menyebut rangin dengan nama kue pancung (pancong). 

Daerah lain di Jatim, seperti Bojonegoro juga mengenal kue rangin tapi warga di sana menyebutnya dengan istilah tratak jaran. Warga pulau dewata Bali menyebut kue rangin dengan sebutan daluman. Sementara masyarakat di kota kembang Bandung menyebut  kue rangin dengan nama kue bandros. 

Daerah asal kue rangin

Seperti dilansir dari harian temanggung.com, kabarnya nih kue rangin diklaim berasal dari Desa Lempuyang, Ploso, Karangsambung Wonosalam, Demak Jawa Tengah. Desa ini dikenal sebagai sentra perkebunan kelapa dan penghasil beras. 

Jadilah kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Jadilah kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Masyarakat Desa Wonosalam memberikan nama kue yang berbahan beras dan kelapa tadi dengan istilah kue rangin (angin-angin, ilir-ilir) karena bentuknya mirip kipas berbentuk kotak dan cara pembuatannya masih sangat tradisional serta mempunyai ciri khas tersendiri. 

Kue rangin dibuat dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, murah dan bisa dengan mudahnya didapatkan di toko-toko sembako. Bahan utamanya berupa tepung beras dan kelapa (setengah tua). 

Terdapat versi yang berlainan mengenai tepung yang digunakan untuk pembuatan kue rangin. Ada resep yang menggunakan tepung beras. Resep lain menggunakan tepung ketan. Juga ada resep yang memadukan tepung beras dan tepung tapioka (kanji) namun persentase kanjinya lebih sedikit. 

Seperti apapun resep yang diterapkan yang penting kue rangin bisa dicoba dan menghasilkan kue yang bermanfaat terutama membantu meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemi seperti sekarang ini.  

Manfaat buah kelapa dan kandungan nutrisinya. 

Kandungan nutrisi buah kelapa (screenshot Dokumentasi Mawan Sidarta)
Kandungan nutrisi buah kelapa (screenshot Dokumentasi Mawan Sidarta)
Seperti kita ketahui bersama, manfaat tepung beras atau ketan ialah sebagai sumber karbohidrat selain kandungan nutrisi lainnya. Sementara buah kelapa manfaatnya antara lain : kaya akan nutrisi, baik untuk kesehatan jantung, membantu mengontrol gula darah, membantu menurunkan berat badan, menjaga tubuh tetap terhidrasi, menjaga kesehatan kulit.  

Buah kelapa dikenal sebagai buah yang kandungan antioksidannya cukup tinggi. Daging buah kelapa mengandung senyawa fenolik, yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Senyawa fenolik utama yang diidentifikasi meliputi : asam galat, asam caffeic, asam salisilat, asam p-coumaric.  

Bahan-bahan yang diperlukan dan cara pembuatan kue rangin. 

Bahan-bahan yang dibutuhkan :

Menuangkan adonan kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Menuangkan adonan kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)
1. 250 gram tepung beras.
2. 400 ml santan kental dari setengah butir kelapa.
3. 800 ml santan cair dari setengah butir kelapa.
4. Garam.
5. Gula pasir.
6. 250 gram kelapa sedang (setengah tua) parut memanjang.
7. 2 butir telur ayam.
8. Minyak goreng atau margarin.  

Cara pembuatan kue rangin :

Membungkus kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Membungkus kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)
1. Campur 100 gram tepung beras dan santan kental dalam sebuah panci.
2. Panaskan di atas api sedang lalu aduk hingga mengental lalu matikan kompor.
3. Masukkan sisa tepung beras, kelapa sedang, garam dalam adonan yang sudah mengental dan aduk rata.
4. Masukkan telur yang sudah dikocok dan santan cair lalu aduk rata.
5. Panaskan cetakan kue rangin dengan margarin atau minyak goreng.
6. Tuang adonan hingga 3/4 cetakan, tunggu hingga matang dan berwarna kecokelatan.
7. Sajikan saat hangat dengan gula pasir.

Asik menikmati kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Asik menikmati kue rangin (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun