Tak bisa dipungkiri bila di musim hujan seperti sekarang ini, di mana keadaan suhu atau cuaca sekitarnya terasa dingin, maka secara alamiah orang terdorong untuk lebih suka makan.Â
Karena makanan merupakan sumber energi yang menghasilkan kalori (energi panas) yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas di tengah cuaca (suasana) dingin tadi.Â
Hujan-hujan begini, bawaannya perut terasa lapar melulu. Orang Jawa bilang "udan-udan ngene nggarakno weteng luwe ae" (hujan-hujan seperti ini bikin perut terasa lapar saja).Â
Berbeda di saat musim kemarau, apalagi bila sedang memasuki kemarau panjang, yang namanya keinginan (hasrat) untuk minum lebih besar daripada makan. Lebih sering mengonsumsi minuman di kala suasana sekitarnya terasa gerah (panas). Pada keadaan seperti itu tubuh kita secara alamiah membutuhkan asupan air minum lebih banyak.Â
Sebab, apapun nama makanannya yang penting halal dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Mengonsumsi makanan sehat apapun jenis makanannya di tengah pandemi seperti sekarang ini memang sangat diperlukan.Â
Yap, bagaimana kalau Kue Rangin kita jadikan target buruan kita. Kue rangin termasuk kue tradisional yang murmer dan bergizi. Sayangnya tidak gampang menemukan kue yang satu ini meski sebenarnya bukan termasuk kue langka.Â
Daerah lain di Jatim, seperti Bojonegoro juga mengenal kue rangin tapi warga di sana menyebutnya dengan istilah tratak jaran. Warga pulau dewata Bali menyebut kue rangin dengan sebutan daluman. Sementara masyarakat di kota kembang Bandung menyebut  kue rangin dengan nama kue bandros.Â
Daerah asal kue rangin
Seperti dilansir dari harian temanggung.com, kabarnya nih kue rangin diklaim berasal dari Desa Lempuyang, Ploso, Karangsambung Wonosalam, Demak Jawa Tengah. Desa ini dikenal sebagai sentra perkebunan kelapa dan penghasil beras.Â